Judul
|
:
|
Sintong Panjaitan Perjalanan
Seorang Prajurit Para Komando
|
Penulis
|
:
|
Hendro Subroto
|
Penerbit
|
:
|
Kompas
|
Tahun Cetak
|
:
|
2009
|
Halaman
|
:
|
524
|
ISBN
|
:
|
978-979-709-408-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 80.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Pada hari
Minggu tanggal 23 Juli 1989, Mayjen TNI Sintong Panjaitan sebagai Panglima
Kodam IX/Udayana, mendampingi Menteri Hankam L. B. Moerdani menghadap Soeharto
yang sedang berkunjung ke Bali. Dalam pengarahannya, Soeharto mengatakan bahwa
Sintong harus mempersiapkan diri menghadapi Timor Timur sebagai daerah terbuka.
Baik orang asing maupun wisatawan boleh masuk ke Timor Timur, karena provinsi
ke-27 sudah berstatus sama dengan provinsi di Indonesia lainnya. Kemudian
Soeharto bertanya, “Kamu sebagai Panglima Operasi di sana, apakah saran-saranmu
supaya masalah Timor Timur lebih cepat selesai?”
Ditanya
hal tersebut, Sintong menyampaikan aspirasi rakyat Timor Timur yang dikatakan
oleh Uskup Diosis Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo. “Mereka minta agar Timor
Timur dijadikan daerah istimewa seperti Aceh. Ini permohonan Uskup Belo dan
Gubernur atas nama rakyat Timor Timur. Bukan permohonan saya, Pak,” kata
Sintong.
Memang dalam
suatu pertemuan, Uskup Belo berkata kepada Sintong, “Wah, kalau status daerah
istimewa bisa diberikan, selesailah sudah masalah Timor Timur. Tentara bisa
kembali semua ke Jakarta.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar