Judul
|
:
|
Komnas HAM 1993-1997 Pergulatan
dalam Otoritarianisme
|
Editor
|
:
|
Pratikno & Cornelis Lay
|
Penerbit
|
:
|
Fisipol UGM
|
Tahun Cetak
|
:
|
2002
|
Halaman
|
:
|
184
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 42.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Tatkala dibentuk pada 1993, Komnas HAM dilihat oleh banyak orang sebagai
perluasan pernik-pernik otoritarianisme Orde Baru. Lembaga ini diramalkan tidak
akan berbeda dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan bentukan negara (state corporatist institutions)
lainnya, seperti PWI dan SPSI pada waktu itu. Lembaga yang seharusnya mewakili
kepentingan masyarakat, justru menjamin instrumen negara untuk mengontrol
masyarakat.
Dugaan semacam ini sangatlah beralasan. Komnas HAM dibentuk oleh
pemerintah yang sangat otoriter dengan landasan hukum yang lemah (Keputusan
Presiden) dan dengan sumber dana yang mudah dikendalikan Eksekutif (anggaran
Sekretariat Negara). Lembaga ini diketuai oleh seorang pensiunan Jenderal yang
sangat dekat dengan Presiden Suharto. Anggota lembaga ini dibentuk sendiri oleh
pemerintah tanpa keterlibatan pihak luar. Apalagi, ada kecurigaan kuat bahwa
pembentukan lembaga ini sekadar untuk merespons tekanan internasional yang
sangat kuat terhadap pemerintah Indonesia dalam isu penegakan HAM. Oleh karena
itu, peranan Komnas HAM diprediksikan hanya akan mengabsahkan pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh negara dengan segenap aparatusnya yang berlangsung masif
sejak 1965.
Sungguh sangat mengejutkan tatkala Komnas HAM pada periode 1993-1997
justru menunjukkan prestasi yang mengagumkan. Dengan segala keterbatasan yang
dihadapinya, Komnas HAM telah mampu membangun energi kolektif untuk
mengembangkan kemandirian dari control negara. Lembaga ini telah mampu
membangun raputasi publik yang mencengangkan menjadi tumpuan masyarakat dan
memberikan konstribusi yang signifikan dalam penegakkan HAM di Indonesia.
Buku ini berusaha untuk menyajikan informasi di bawah permukaan untuk
menjelaskan fenomena tersebut. Data yang dituangkan dalam buku ini diperoleh
dari studi lapangan selama 1997 yang kemudian diperkaya kembali melalui studi
lapangan di awal 2002. Buku ini bukan saja menjelaskan sumber energy Komnas HAM
dalam membangun prestasinya, namun juga sekaligus memperkaya pemahaman kita
tentang karakter dan keterbatasan negara sepanjang rezim Orde Baru.
Cornelis Lay adalah staf pengajar di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ia dilahirkan
di Kupang 6 September 1959. Selepas SMA dari Kupang, ia melanjutkan studi S1 di
Yogyakarta. Tahun 1980 ia terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fisipol UGM. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam berbagai organisasi
kemahasiswaan. Menyelesaikan studi S1 tahun 1987, ia kemudian direkrut menjadi
staf pengajar di almamaternya. Skripsinya tentang PDI menjadi salah satu
skripsi terbaik dialmamaternya. Ia juga pernah menjadi peneliti di PAU-Studi
Sosial, UGM. Tahun 1989 ia melanjutkan S2 di Departement of International
Studies St Marry’s University, Halifax, Canada yang diselesaikan tahun 1991. Ketertarikannya
dalam studi politik nasional dan politik lokal dibuktikannya dengan penelitian
dan publikasi yang telah dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar