Judul
|
:
|
Manggarai dan Wujud Tertinggi
|
Penulis
|
:
|
Jilis A. J. Verheijen S. V. D
|
Penerbit
|
:
|
Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia
dan Universitas Negeri Leiden
|
Tahun Cetak
|
:
|
1991
|
Halaman
|
:
|
320
|
ISBN
|
:
|
979-8258-00-2
|
Harga
|
:
|
Rp. 225.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Sejak sekitar tahun 1900 terdapat
dalam bidang ilmu etnologi minat yang amat besar mengenai Wujud Tertinggi.
Minat ini kemudian diambil alih oleh para penulis sejarah religi. Namun, mereka
tergantung pada usaha para etnograf, walaupun karya mereka itu tidak selalu
dimanfaatkan. Beberapa diantaranya seperti K. Th. Preuss mengadakan penelitian
sendiri. Penelitian etnografis tidak berjalan semaju minat tersebut. Hanya
jarang kita menemukan penelitian khusus mengenai religi dari satu suku bangsa
melulu, apalagi mengenai Wujud Tertingginya. Dari Indonesia hanya karya-karya
P. Arndt yang saya kenal. Studi yang dibuat oleh H. Schärer lebih bersifat
etnografis dan sejarah religi, dan lebih berupa suatu intepretasi baru
(berdasarkan metode fungsional) daripada memberikan bahan-bahan baru.
Sesudah pendapat di atas ini ditulis,
diterbitkan sebuah studi besar oleh Stöhr (1965); di dalamnya ia memberikan
ikhtisar yang luas dan suatu uraian mengenai banyak religi suku bangsa di
Indonesia dan Filipina. Perhatiannya lebih ditujukan kepada mitos-mitos dan
gambaran-gamabaran yang berhubungan dengan kosmos daripada pengungkapan-penguangkapan
religius dewasa ini.
Studi dalam buku ini dimaksudkan
untuk menyingkapkan tabir bagian barat Pulau Flores, yakni Manggarai, itupun
dengan kawasan Lamba Léda, Cibal,
Ruteng, dan Rahong sebagai intinya yang diselidiki agak intensif.
Saya hendak menguraikan
pengungkapan-pengungkapan orang Manggarai mengenai wujud tertinggi sejauh
mungkin dalam kata-kata dan gambaran-gambaran mereka sendiri. Juga saya mencoba
menelusuri dan menjelaskan pikiran serta pendapat-pendapat mereka yang merupakan
dasar pengungkapan-pengungkapan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar