Judul
|
:
|
Novel Baru Iwan Simatupang
|
Penulis
|
:
|
Dami N. Toda
|
Penerbit
|
:
|
Pustaka Jaya
|
Tahun Cetak
|
:
|
1984
|
Halaman
|
:
|
103
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 70.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Ada tanda akhir-akhir ini,
kesusastraan Indonesia sedang beranjak dari ciri “sastra majalah” ke arah
“sastra buku”. . tiga hasil sastra buku Iwan Simatupang, Merahnya Merah (1968), Ziarah
(1969), Kering (1972), dapatlah
dimasukkan ke dalam tanda itu, karena Iwan adalah salah seorang penulis dari
“generasi majalah” Siasat, Siasat Baru,
Zenith, Mimbar Indonesia, Sastra, yang semuanya sudah almarhum.
Sejak terbitnya tiga novel Iwan itu
(masing-masing tahun 1968, 1969, 1972) sangat laris memancing resensi, misalnya
resensi H. B. Jassin (1963, 1968), Gajus Siagian (1963), Alfons Tarjadi (1969),
Wing Kardjo (1969), Umar Junus (1971), Henri Chambert-Loir (1971) Goenawan
Mohamad (1972). Setiap resensi itu menarik hati dan memiliki pengucapan sendiri-sendiri. Ada yang memuji, menaruh
harapan, dan ada pula yang sinis. Timbul pertanyaan, dimanakah tempat tiga
novel Iwan Simatupang itu di dalam kesusastraan Indonesia muktahir.
Penelitian berikut adalah sebuah
usaha untuk menjawab pertanyaan itu. Iwan Simatupang bukanlah tokoh baru dalam
periode 1960-an. Kehadirannya dalam sejarah sastra Indonesia menarik, karena
proses kepengarangannya seakan bertangga-tangga. Mula-mula menulis sejak tahun
1952. Disusul dengan kegiatan menulis esai, tahun 1953. Menulis drama tahun
1957-1958, menulis cerita pendek tahun 1961.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar