Judul
|
:
|
Perempuan dengan Tiga Senyuman: Antologi Cerpen Pesan
Perdamaian dari Bumi Flobamora, Seri 1
|
Editor
|
:
|
Maria Matildis Banda & Fanny Poyk
|
Penerbit
|
:
|
Komunitas Rumah Sastra Kita (RSK) NTT kerja sama dengan
Penerbit Kosa Kata Kita (KKK) Jakarta
|
Tahun Cetak
|
:
|
2018
|
Halaman
|
:
|
190
|
ISBN
|
:
|
|
Harga
|
:
|
Rp. -
|
Status
|
Kosong
|
Buku antologi cerpen ini menghimpun 13
cerpen karya 7 cerpenis NTT. Ada cerpenis yang memuat lebih dari satu cerpen. Ke-7 cerpenis NTT itu adalah Christian Dan
Dadi, Fian Watu, Eto Kwuta, Aris Woghe, Rizal Fernandez, Marsel Koka RTJ, dan
Kristina Oa Tukan.
Sebagian besar cerpen mengusung pesan/tema perdamaian dari Bumi Flobamora (NTT) unuk Nusantara (Indonesia). Ini sebagai upaya Komunitas RSK NTT untuk menawarkan kedamaian kepada segenap masyarakat bangsa ini dalam menghadapi tahun politik 2018-2019 menuju Pemilu dan Pilpres 17 April 2019.
Prolog yang ditulis Maria Matildis Banda dan Fanny Poyk cukup panjang dan terinci (halaman 9-36). Tidak hanya mengulas isi dan gaya penyajian cerpen para cerpinis, kedua penulis Prolog yang juga sastrawan senior NTT dan Indonesia, ini juga memberikan tips-tips berharga kepada para penulis atau calon penulis cerpen di NTT.
Tips-tips itu, antara lain (1) banyak membaca cerpen merupakan keharusan bagi seorang cerpenis atau calon cerpenis, (2) memilih dan menggunakan dengan cermat ejaan, kata, kalimat, dan gaya bahasa dalam menulis cerpen. Penulis Prolog yang sekaligus Kurator dan Editor buku ini merasa perlu untuk melampirkan satu contoh cerpen yang bagus dalam sastra Indonesia, meskipun sudah lama diterbitkan, yakni cerpen "Kuli Kontrak" (halaman 175-186) karya sastrawan besar Indonesia, Mochtar Lubis, dimuat dalam majalah "Siasat Baru" 25 November 1959.
Kalau dicermati, kualitas 13 cerpen dalam buku ini ada yang bagus, ada yang belum matang. Memang terasa wajarlah untuk sebuah buku antologi yang menghimpun cerpen dari berbagai kalangan yang luas. * (Yohanes Sehandi)
Sebagian besar cerpen mengusung pesan/tema perdamaian dari Bumi Flobamora (NTT) unuk Nusantara (Indonesia). Ini sebagai upaya Komunitas RSK NTT untuk menawarkan kedamaian kepada segenap masyarakat bangsa ini dalam menghadapi tahun politik 2018-2019 menuju Pemilu dan Pilpres 17 April 2019.
Prolog yang ditulis Maria Matildis Banda dan Fanny Poyk cukup panjang dan terinci (halaman 9-36). Tidak hanya mengulas isi dan gaya penyajian cerpen para cerpinis, kedua penulis Prolog yang juga sastrawan senior NTT dan Indonesia, ini juga memberikan tips-tips berharga kepada para penulis atau calon penulis cerpen di NTT.
Tips-tips itu, antara lain (1) banyak membaca cerpen merupakan keharusan bagi seorang cerpenis atau calon cerpenis, (2) memilih dan menggunakan dengan cermat ejaan, kata, kalimat, dan gaya bahasa dalam menulis cerpen. Penulis Prolog yang sekaligus Kurator dan Editor buku ini merasa perlu untuk melampirkan satu contoh cerpen yang bagus dalam sastra Indonesia, meskipun sudah lama diterbitkan, yakni cerpen "Kuli Kontrak" (halaman 175-186) karya sastrawan besar Indonesia, Mochtar Lubis, dimuat dalam majalah "Siasat Baru" 25 November 1959.
Kalau dicermati, kualitas 13 cerpen dalam buku ini ada yang bagus, ada yang belum matang. Memang terasa wajarlah untuk sebuah buku antologi yang menghimpun cerpen dari berbagai kalangan yang luas. * (Yohanes Sehandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar