Judul
|
:
|
NTT: Nusa Tenggara
Timur Gerbang Negeri di Tenggara Nusantara ( Kalabahi, Larantuka, Borong,
Ende, Lewoleba, Ruteng, Mbay, Bajawa, Maumere, Labuan Bajo, Waibakul)
|
Editor
|
:
|
Dwi Urip Premono
|
Penerbit
|
:
|
Pusat Pengkajian
& Pelatihan ilmu Sosial dan Ilmu Politik & Pemprov Nusa Tenggara
Timur
|
Tahun Cetak
|
:
|
2017
|
Halaman
|
:
|
311
|
ISBN
|
:
|
978-602-14360-5-9
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Heterogenitas Nusa Tenggara Timur bagaikan miniature Indonesia. Berbagai
suku bangsa tinggal di wilayah ini. Baik yang sudah menetap sejak berabad-abad
silam maupun para pendatang yang dating bermukim kemudian. Keberagaman ini
menciptakan sebuah mozaik budaya yang indah, dengan berbagai adat-istiadat,
kesenian hingga kerajinan tangan, teruatam tenun ikat yang suah tersohor
keindahannya.
Keniscayaan dari keberagaman tersebut adalah perbedaan, namun NTT mampu
merawatnya dengan semangat kebersamaan dan toleransi. Hubungan antar keluarga,
antar kelompok, antar suku maupun antar agama dijalin dan dijaga melalui segala
tradisi berdasarkan pandangan hidup yang mengajarkan bahwa manusia adalah
bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta. Manusia harus mengusahakan
hubungan harmonis dengan kekuatan-kekuatan gaib yang berada di langit maupun
dibumi, teruata dengan sesame manusia, siapapun dia dan dari mana pun
datangnya.
Pandangan hidup tersebut berpadu-padan dengan nilai-nilai budaya global,
termasuk nilai-nilai agama, terutama Katolik dan Protestan, juga Islam, Hindu
dan Budha, serta ilmu pengetahuan dan teknologi modern, yang membentuk manusia
dan kebudayaan NTT masa kini. Inilah yang meyakinkan kami bahwa NTT merupakan
sebuah “laboratorium” multikulturalisme yang penting untuk diamati, dikaji, dan
diteladani bagi Persatuan Indonesia, bahkan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar