Judul |
: |
Ramuan
di Segitiga Wallacea, Siasat Pengobatan warga Selat Makassar, Laut Flores,
hingga Teluk Cendrawasih |
Editor |
: |
Anwar
Jimpe Rachman |
Penerbit |
: |
Makassar
Biennale |
Tahun Cetak |
: |
2020 |
Halaman |
: |
234 |
ISBN |
: |
978-623-901-292-2 |
Harga |
: |
Rp. 100.000 |
Status |
: |
Kosong |
Warga tetap merebakkan harapan
kendati obat modern virus COVID-19 belum ditemukan. Mereka membuka kembali
memori dan warisan kekayaan-kekayaan pengetahuan yang mereka peroleh dari
sesepuh mereka; mulai yang diminum, lainnya diiris dan diremuk agar menguarkan
bau yang disebut bisa menangkal virus, sampai yang dicampur di dalam sajian
makanan. Seluruh bahannya diambil dari alam.
Dalam pandangan jagat kesehatan
modern yang dibangun dari struktur yang diuji, bermakna pasti, bisa ditakar dan
terukur, contoh-contoh apa yang dilakukan warga tadi masih tampak dianggap
memiliki karakter yang berlawanan dengan sains modern.
Buku ini memaparkan siasat-siasat penyembuhan warga, kesemuanya hasil penelisikan lapangan oleh enam tim selama tiga bulan di enam wilayah yang tersebar di kawasan Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Cendrawasih. Cara-cara inilah yang mungkin kita bisa sebut menciptakan harapan–semacam teater penyembuhan
Buku tersebut terdiri dari 15 tulisan dari berbagai daerah di Indonesia Timur, seperti Toraja, Makassar, Pangkep, Nabire, Labuan Bajo, Pare-pare dan Bulukumba. Salah satu judul bab yaitu: Rempapake untuk Penari Caci dan Luka dalam Perempuan. Rampapake adalah sejenis tumbuhan bunga yang sering dijumpai di hutan di Manggarai. Dipercaya dapat mengobati bekas luka dan juga untuk luka pasca melahirkan. Penggunaannya melalui campuran daun bersama beras yang telah direndam, ditumbuk lalu dikeringkan. Setelah pengeringan, ditumbuk kembali dan ditapis untuk mendapatkan serbuknya. Kemudian dilarutkan ke dalam air hangat dan diminum. Diyakini juga melalui penggunaan rutin dapat jangka panjang dapat mengobati ginjal.
Rampapake dalam bahasa Manggarai, rempa berarti cakar sedangkan pake berarti katak. Karena bentuknya daunnya menyerupai jari katak. Kabarnya tumbuhan ini memiliki kandungan penisilin yang sering digunakan sebagai anti biotik yang mengobati berbagai infeksi bakteri .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar