Jumat, 04 Agustus 2017

Eksklusif ke Inklusif, Pandangan Teologis Evangelical (Injili) dalam Memandang Agama-Agama (Perspektif Tahun 1970-1990)

Judul
:
Eksklusif ke Inklusif, Pandangan Teologis Evangelical (Injili) dalam Memandang Agama-Agama (Perspektif Tahun 1970-1990)
Penulis
:
Melky Joni Ulu, M. Th
Penerbit
:
Pustaka Refleksi
Tahun Cetak
:
2010
Halaman
:
135
ISBN
:
978-979-967-352-7
Harga
:
Rp. 47.000
Status
:
Kosong

Konsep telogis yang disodorkan oleh agama-agama menjadi persoalan yang pelik untuk dipecahkan, sebab ada kecendrungan dari setiap agam untuk mempertahankan doktrinnya sebagai satu-satunya yang benar, dan untuk menawarkan wahyu yang benar  sebagai jalan satu-satunya (mutlak) menuju keselamatan. Dalam sejarah, standar ini biasanya dipakai untuk memandang agama lain dalam derajat keabsahan teologis dibawah agama kita sendiri. Lewat standar inilah kita menyaksikan bermunculannya “perang” klaim-klaim kebenaran dan janji penyelamatan, yang kadang-kadang kita melihatnya berlebihan dari satu agama atas agama lain. Jadi, siapa yang ingin selamat harus mengikutinya. Beberapa pertanyaan yang sering muncul antara lain: Apakah hanya ada satu (baca: yang kita anut) dari bermacam agama sebagai satu-satunya yang benar dan sempurna, sementara yang lain tidak benar, tidak sempurna dan karenanya tidak mendapatkan keselamatan? Dapatkah kita melihat cahaya kebenarannya di dalam agama-agama lain, sehingga agama-agama itu dilihat sebagai cermin-cermin yang berbeda di mana cahaya kebenaran dan keselamatan, terefleksikan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, terus saja mengusik dan belum pernah menemukan jawaban yang memuaskan semua orang. Tentu saja, tidak akan pernah ada jawaban yang memuaskan semua orang, selalu ada lebih dari satu pilihan. Tetapi sayangnya, hanya sedikit manusia yang mencoba terjun untuk mencari sebagain jawabannya. Tampaknya sebagian besar manusia lebih memilih untuk menutup diri, merasa cukup dengan tradisi pemikiran  atau pandangan teologis yang diwariskan secara turun-temurun, dan tidak ingin memaksimalkan karunia pikiran manusia dalam membaca teks-teks agama (baca: Kitab Suci). Bagi sebagian manusia , eksklusifisme telah menjadi jalan hidup. Aspek teologis turut mempengaruhi  hubungan agama-agama. Posisi teologis sering merupakan kendala bagi suatu hubungan yang baik dan jujur antara satu dengan yang lain. Kerjasama dan pergaulan sering tidak memperoleh dukungan  refleksi teologis yang diperlukan.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...