Judul
|
:
|
Eksklusif ke Inklusif, Pandangan
Teologis Evangelical (Injili) dalam Memandang Agama-Agama (Perspektif Tahun
1970-1990)
|
Penulis
|
:
|
Melky Joni Ulu, M. Th
|
Penerbit
|
:
|
Pustaka Refleksi
|
Tahun Cetak
|
:
|
2010
|
Halaman
|
:
|
135
|
ISBN
|
:
|
978-979-967-352-7
|
Harga
|
:
|
Rp. 47.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Konsep telogis yang disodorkan oleh agama-agama
menjadi persoalan yang pelik untuk dipecahkan, sebab ada kecendrungan dari
setiap agam untuk mempertahankan doktrinnya sebagai satu-satunya yang benar,
dan untuk menawarkan wahyu yang benar
sebagai jalan satu-satunya (mutlak) menuju keselamatan. Dalam sejarah,
standar ini biasanya dipakai untuk memandang agama lain dalam derajat keabsahan
teologis dibawah agama kita sendiri. Lewat standar inilah kita menyaksikan
bermunculannya “perang” klaim-klaim kebenaran dan janji penyelamatan, yang
kadang-kadang kita melihatnya berlebihan dari satu agama atas agama lain. Jadi,
siapa yang ingin selamat harus mengikutinya. Beberapa pertanyaan yang sering
muncul antara lain: Apakah hanya ada satu (baca: yang kita anut) dari bermacam
agama sebagai satu-satunya yang benar dan sempurna, sementara yang lain tidak
benar, tidak sempurna dan karenanya tidak mendapatkan keselamatan? Dapatkah
kita melihat cahaya kebenarannya di dalam agama-agama lain, sehingga agama-agama
itu dilihat sebagai cermin-cermin yang berbeda di mana cahaya kebenaran dan
keselamatan, terefleksikan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, terus saja mengusik
dan belum pernah menemukan jawaban yang memuaskan semua orang. Tentu saja,
tidak akan pernah ada jawaban yang memuaskan semua orang, selalu ada lebih dari
satu pilihan. Tetapi sayangnya, hanya sedikit manusia yang mencoba terjun untuk
mencari sebagain jawabannya. Tampaknya sebagian besar manusia lebih memilih
untuk menutup diri, merasa cukup dengan tradisi pemikiran atau pandangan teologis yang diwariskan
secara turun-temurun, dan tidak ingin memaksimalkan karunia pikiran manusia
dalam membaca teks-teks agama (baca: Kitab Suci). Bagi sebagian manusia ,
eksklusifisme telah menjadi jalan hidup. Aspek teologis turut mempengaruhi hubungan agama-agama. Posisi teologis sering
merupakan kendala bagi suatu hubungan yang baik dan jujur antara satu dengan
yang lain. Kerjasama dan pergaulan sering tidak memperoleh dukungan refleksi teologis yang diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar