Judul
|
:
|
Hasil Kajian Upacara Budaya Matekio /Tara Mete Suku Bey
Leto Kabupaten Belu
|
Penulis
|
:
|
Drs. Rafael Bau, M.Si dkk
|
Penerbit
|
:
|
UPTD Arkeologi, Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT
|
Tahun Cetak
|
:
|
2006
|
Halaman
|
:
|
77
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Mate Kio adalah upacara adat
kematian yang dalam pelaksanaannya sangat unik dan berbeda dengan suku-suku lai
di Belu bahkan berbeda dengan etnis di seluruh Indonesia. Mate Kio dilaksanakan
dalam beberapa tahap yakni (a) tahap persiapan yang meliputi pertemuan awal
anggoya Suku Bey Leto serta semua suku yang terkait didalamnya, mencari dana
dalam rangka memenuhi beban adat, mempersiapkan dan mengerjakan kebun pesta
kenduri serta pencarian dan pemotongan serta persiapan peti jenazah bagi semua
arwah yang diupacara ritualkan, pembuatan tenda yang berfungsi sebagai gudang logistik
dan tempat menampung para lelaki dan perempuan secara terpisah; (b) tahap
pelaksanaan melingkupi kegiatan memasukkan peti jenazah ke dalam rumah adat
untuk dimasukkan kain adat yang diyakini Gase telah terjelmanya menjadi leluhur
lalu ditutup dan disimpan di tempat pemali; pemasangan tangga yang digantungkan
dengan pelat sebagai alat komunikasi yang menghubungkan arwah dengan sang
pencipta, pemakaman peti jenazah dan (c) tahap penutup yang meliputi pencarian
jalan keluar oleh Gase kepada anggota suku yang menemukan tanda malapetaka pada
saat memakan nasi perpisahan dengan arwah, ritual injak tai sapi secara bersama
diakhiri dengan penyentuhan air dingin sebagai tanda bahwa larangan yang
diberlakukan telah berakhir dan bebas dari ikatan leluhur dengan keluarga yang
ditinggalkan.
BalasHapusBUDAYA MATEKIO ADALAH RITUAL PEMAKAMAN BAGI SUKU KEMAK. SECARA UMUM RITUAL INI SAMA UTK SEMUA SUKU, AKAN TETAPI UTK SUKU KEMAK YANG MENGGUNAKAN ADAT ISTIADAT KERAJAAN KEMAK DIRUBATI (SEKITAR 35 SUKU), HANYA SUKU BEY LETO (RUMAH ADAT MILIK RAJA BEY LETO DIRUBATI) YANG BOLEH MELAKUKAN SELURUH TAHAPAN RITUAL MATEKIO, SEDANGKAN SUKU LAINNYA TIDAK BOLEH MELAKSANAKAN RITUAL SEPERTI PELANTIKAN RAJA (HUTU LESU SEI SA'U, MENYAMBUT TAMU, (UANDANGAN DAN INAMA/MANEHEU) MENGGUNAKAN TARIAN, DLL. SAYA ADALAH SALAH SATU PENULIS BUKU DIATAS DAN KETURUAN LANGSUNG DARI RAJA KEMAK DIRUBATI. Djose Martins Nai Buti. mobile 082 147 599 491
Terima Kasih Pak Djose Naibuti, telah memperkaya deskripsi buku ini!
Hapus