Sabtu, 28 Januari 2023

Sebuah Desa di Timor Timur

Judul

:

Sebuah Desa di Timor Timur

Penulis

:

Yusran Safano

Penerbit

:

Pustaka Dian, Jakarta

Tahun Cetak

:

1995

Halaman

:

115

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 55.000

Status

:

Ada


Cerita yang disajikan di sini punya warna khusus dengan dibumbui berbagai persoalan. Masa lalu penduduk Timor Timur mengalami penjajahan yang cukup lama. Sisa-sisa suasana penjajahan itu kini di alam kemerdekaan. Diwarnai oleh pikiran modern yang bergumul dengan ketahyulan.

Di sudut lain hasrat anak-anak dan para ibu yang sadar akan ketertinggalan mereka sangat bergelora. Mereka haus ilmu pengetahuan, walaupun keadaaan mereka sering diganggu oleh penyakit dan kemelaratan.

Di tengah semua kemelut inilah muncul sang tokoh yang yatim piatu dan Pak guru Andi yang seakan-akan memboyong sekelompok manusia desa yang papa, menuju alam ilmu dan kemajuan. Semoga anak-anak memperoleh sekedar tambahan pengalaman tentang suasana Timor Timur dengan lika-likunya dan baik untuk mengisi perpustakaan sekolah serta dibaca oleh anak-anak dari daerah lainnya agar mereka mengenak tanah air Indonesia.


Menanti Fajar di Timor Timur

Judul

:

Menanti Fajar di Timor Timur

Penulis

:

Savitri Sri Bharata MW.

Penerbit

:

PT. Jenar Melati Wangi

Tahun Cetak

:

1994

Halaman

:

97

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 55.000

Status

:

Ada


Undang- undang Nomor 7 Tahun 1976 berisi tentang pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembentukan Provinsi daerah Tingkat I Timor Timur.

Penyatuan Timor Timur ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia terjadi karena adanya tanggapan positif segenap bangsa Indonesia terhadap keinginan murni saudara-saudara di Timor Timor untuk bersatu kembali dengan saudara-saudara lainnya di Indonesia. Dengan kata lain, penyatuan itu terjadi karena adanya hubungan antara hati nurani rakyat Timor Timur dengan hati nurani rakyat saudara-saudaranya di wilayah Indonesia lainnya yang selama berabad-abad dipisahkan oleh penjajah. Sehubungan dengan hal itu kami sangat menghargai usaha untuk menerbitkan buku Menanti Fajar di Timor Timur yang ditulis oleh Savitri Sri Bharata.

Cerita dalam buku ini bertujuan untuk mengenalkan perjuangan serta adat-istiadat kebudayaan Provinsi Timor Timur. Hal itu perlu diketahui oleh segenap bangsa Indonesia, sebagai saudara-saudaranya, yang telah lama terpisah dan sebagai salah satu unsur dalam program pembangunan di Provinsi Timor Timur. (Jakarta, 12 Mei 1982, Kepala Perwakilan Provinsi Timor Timur, DR. Jose Goncalves)

 

Jumat, 27 Januari 2023

Siapa di Balik Tragedi Kupang

Majalah

:

FORUM

Judul

:

Siapa di Balik Tragedi Kupang

No.

:

19 Tahun VII

Tanggal Terbit

:

28 Desember 1998

ISSN

:

0215-8280

Halaman

:

94

Harga

:

Rp. 75.000

Status

:

Kosong


Badai tropis wajar terjadi di Nusantara. Bahkan ia menjadi pertamda musim berganti. Namun, badai amuk massa berbau SARA yang melanda di tengah pergantian musim reformasi Republik ini, tak pelak lagi, terasa mencemaskan. Sebab, dalam kurun waktu kurang dari sebulan, serentetan kerusuhan yang terjadi telah mengakibatkan paras Ibu Pertiwi kusut masai.

Badai pertama menghantam Jakarta, 22 November 1998. Awalnya hanya sepele: warga Jalan Ketapang dipukuli preman yang menjaga tempat perjudian C&C. dalam tauran yang menyusul kemudian, sebuah mesjid di Jalan Pembangunan I terkena lemparan batu. Celakanya, kabar yang kemudian bertiup mesjid dibakar. Kemarahan umat Islam pun tersulut. Ribuan orang berdatangan dari berbagai penjuru kota. Kerusuhan pun meletus tanpa bisa dicegah. Akibatnya sedikitnya 10 gereja, dua sekolah, puluhan toko dan mobil dirusak serta dibakar massa.

Senin, 30 November 1998, Kupang porak-poranda akibat huru-hara yang berbau sentimen agama. Perristiwa itu bermula dari acara perkabungan yang berkaitan dengan kerusuhan di Ketapang, Jakarta.


Heboh Kaset Theo Syafei

Majalah

:

GATRA

Judul

:

Heboh Kaset Theo Syafei

No.

:

9 Tahun V

Tanggal Terbit

:

16 Januari 1999

ISSN

:

9770853170601

Halaman

:

98

Harga

:

Rp. 75.000

Status

:

Kosong

 

Ceramah Theo Syafei yang mengatakan bahwa  sejumlah ormas Islam berniat membangun negara Islam mendapat reaksi keras. Jalur hukum sedang ditempuh. Namun, kemungkinan perdamaian juga terbuka.

Yang menjadi pangkal persoalan ialah beredarnya kaset rekaman ceramah Theo. Dalam pita rekaman itu tak ada keterangan tempat. Konon, di Anyer, Jaea Barat. Tapi waktunya agak jelas, sekitar awal September lalu. Dalam ceramahnya tersebut. Theo membuat analisis tentang peran umat Islam dalam kancah politik Indonesia. Setelah mencoba mengurai sejarah Indonesia, ia sampai pada kesimpulan bahwa organisasi-organisasi Islam berkehendak mendirikan negara Islam.

Kaset itu juga disebut-sebut memberikan inspirasi kepada sekelompok umat Kristen di Kupang, yang 30 November 1998 silam merusak dan membakar madrasah, mesjid dan asrama haji. Ribuan warga muslim yang selama ini hidup damai harus mengungsi. Lalu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur menemukan kaset rekaman itu telah beredar luas di Kupang sebelum terjadi kerusuhan.


Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan

Judul

:

Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan

Penulis

:

Ignas Kleden

Penerbit

:

LP3ES

Tahun Cetak

:

1988

Halaman

:

282

ISBN

:

979-8015-31-2

Harga

:

Rp. 80.000

Status

:

Ada

 

Dari perkembangan ilmu-ilmu sosial dan diskusi kebudayaan selama ini maka ada suatu keadaan yang patut dicatat: kerancuan antara pandangan akademis dan pandangan sosial-politik. Semangat yang besar untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial dalam banyak hal ternyata berangkat dari kepentingan praktis sosial-politik dan bukannya dari suatu kebutuhan akademis. Hal ini, yang sampai tingkat tertentu sebenarnya wajar saja, dapat membawa serta berbagai penyimpangan baik dalam pemahaman tentang teori dan praktik, maupun dalam pengembangan dan penerapan ilmu. Keadaan tersebut dapat diperbaiki jika dilakukan penertiban terhadap baik cara pikir maupun isi pemikiran berdasarkan kategori yang lebih jelas dan dapat dipertangggungjawabkan.

Dalam perspektif itulah Ignas Kleden menyajikan pemikirannya tentang saling pengaruh antara praktek ilmu dan pemikiran tentang ilmu, dan hubungan antara kehidupan budaya dan pemikiran kritis tentang kebudayaan. 


GMIT Hadir di Panggung Kehidupan

Judul

:

GMIT Hadir di Panggung Kehidupan: Rekonstruksi Keterlibatan Gereja dalam Berbagai Bidang

Editor

:

Paul Bolla

Penerbit

:

CV. Suara Harapan

Tahun Cetak

:

2019

Halaman

:

577

ISBN

:

978-623-92143-0-2

Harga

:

Rp. 97.000

Status

:

Ada


Di dalam rumah setiap anggota selalu berkomitmen untuk menjadi saudara, di saat susah dan senang, di saat puas dan kecewa. Di rumah kita berbagi sumber daya dan kasih karunia Allah. Semua anggota keluarga mesti memiliki hasrat untuk menjangkau yang lain dan berbagi sumber daya kehidupan. (Pdt. Mery Kolimon)

Keindahan kepercayaan imam masing-masing diharapkan memperindah hubungan saling percaya dalam bingkai kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, praktek hidup saling percaya antar umat beragama hendaknya menjadi bagian utuh dari bunga rampai keberagaman yang merangkul semua warga masyarakat, tanpa pengecualian. (Mgr. Petrus Turang)

Sebagai gereja, tentu sudah harus meninggalkan cara berteologi yang penuh kebencian (theologi of hostility) sebaliknya diperkembangkan teologi keramahtamahan (theologi of hopitality). (Pdt. Andreas A. Yewangoe)

Dalam mengupayakan kerukunan antar umat beragama, kemajemukan sebagai anugerah harus dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan yang kemudian diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. (Drs. H. Abdulkadir Makarim)

Dunia politik bagi perempuan bukanlah dunia yang nyaman dan aman, tapi bukan berarti perempuan tidak bisa melakoninya. Apa yang dilabelkan kepada perempuan dalam dunia politik sebagai yang lemah, tidak mampu dan tidak bisa hanya akan melemahkan posisi perempuan, padahal sesungguhnya perempuan lebih kuat dan lebih tangguh menghadapi berbagai persoalan dan sangat detail untuk menyelesaikannya. (Ir. Emilia Nomleni)

Gereja, hemat saya, harus masuk ke dalam lika-liku dan sastra generasi zaman kini yang tidak lain adalah generasi digital. Generasi yang instan, terkoneksi, yang narsis dan eksis. Generasi yang melanglangbuana di wilayah tak benubuh (nonmateri), yang tidak suka akan terminologi institusi yang rumit, yang BeTe terhadap khotbah yang panjang tak ada arah, yang skeptis terhadap otoritas orang tua, yang tidak berpikir logis terstruktur dan yang digitally peer oriented. Tetapi yang inovatif dan kreatif, yang updated. (Rm. Agus Duka, SVD)


Selasa, 24 Januari 2023

Ekspedisi NKRI: Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015

Judul

:

Ekspedisi NKRI: Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015

Editor

:

Letkol Adm A. Rachman Jamal, M.Si & Christantiowati

Penerbit

:

Red & White Publishing

Tahun Cetak

:

2015

Halaman

:

528

ISBN

:

-

Harga

:

Rp. 250.000

Status

:

Ada

 

Ekspedisi NKRI 2015 Kepulauan Nusa Tenggara meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Melibatkan 1.227 personel yang terdiri dari berbagai elemen bangsa, dari TNI, Polri, LSM, para peneliti, mahasiswa, pemerintah daerah dan masyarakat.

Tim Ekspedisi NKRI 2015 di Kepulauan Nusa Tenggara berhasil mengumpulkan berbagai data lapangan yang amat berharga. Ekspedisi NKRI 2015 bagaikan mengumpulkan “permata-permata” yang bertaburan di sepanjang Bali, NTB hingga NTT. Pantai-pantai sepi dengan air bening pasir halus dan putih, hitam hingga merah muda terhampar di mana-mana.

Buku ini patut disimak terutama bagi mereka yang ingin mengetahui kegiatan Ekspedisi NKRI 2015 lebih jauh. Ekspedisi NKRI 2015 memiliki sejumlah tujuan, yaitu melakukan penjelajahan di wilayah Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Penjelajahan dilakukan melewati gunung, hutan, rawa, pantai dan sungai. Pengkajian geologi dilakukan untuk melihat wilayah rawan bencana. Ekspedisi NKRI 2015 juga melakukan kegiatan sosial seperti pelestarian alam, penyuluhan keluarga berencana dan pra sejahtera sebagai bagian dari pegabdian dan kepedulian masyarakat.

Untuk menanamkan sikap peduli terhadap alam. Tim Ekspedisi NKRI 2015 melakukan penanaman 1.300 bibit pohon trembesi dan 30.000 anak cendana di kawasan Ende, Sumba Barat dan Kupang. Penghijauan ini dilakukan selain untuk melindungi mata air bagi kehidupan warga, juga terutama untuk mencegah punahnya tanaman cendana dari habitat aslinya.

Hasil kegiatan ekspedisi dapat dilihat dari paparan berikut: Dalam kegiatan penjelajahan Tim Ekspedisi NKRI 2015 mampu mencapai target jarak sepanjang 6.791,3 km dengan mendapatkan 1.584 temuan, drop zone 144 lokasi, helipad 44 lokasi, landing zone 70 lokasi, pantai yang dapat didarati Amphibi 125 lokasi, wilayah pertahanan 170 lokasi dan patok perbatasan RI-RDTL sebanyak 1.031 patok. Dalam bidang penelitian, Tim Kehutanan mendapat 869 temuan daerah yang mengalami kerusakan. Tim Flora Fauna memperoleh 4.295 temuan yang terdiri dari flora 2.124 temuan dan fauna 2.171 temuan. Terdapat 506 temuan dari Tim Geologi yang terdiri dari 47 temuan belum teridentifikasi. Tim Potensi Bencana mendapat 632 temuan dan Tim Sosial Budaya 2.168 temuan. Sedangkan dalam komunikasi sosial dilaksanakan 1.294 kegiatan, terdiri dari 385 kali kegiatan fisik dan 909 kegiatan non-fisik. 


Selasa, 17 Januari 2023

Filsafat Melalui Lelucon atau Lelucon Melalui Filsafat?

Judul

:

Filsafat Melalui Lelucon atau Lelucon Melalui Filsafat?

Penulis

:

W.I.M. Poli & Sumarwati Poli-Kramadibrata

Penerbit

:

Brilian Internasional, Surabaya

Tahun Cetak

:

2013

Halaman

:

130

ISBN

:

978-602-17209-1-2

Harga

:

Rp. -

Status

:

Kosong


Bacaan yang disajikan dalam buku ini tersusun menurut ajaran Yunani Kuno: Premis-Fakta-Kesimpulan. Catatannya adalah pola pikir semacam ini sudah ditolak oleh Karl Popper (1902-1994) sejak sekitar tahun 1934. Popper boleh saja menolak, tetapi penolakannya tidak serta merta meniadakan apa yang ditolaknya. Lagi pula, dalam hal tertawa, orang tidak perlu mengacu pada sebuah teori filsafat tertentu. Dalam bab I akan dikemukakan dua hukum filsafat sebagai premis tertawa berkelanjutan. Bab II hingga bab IV adalah fakta, yang berisi berbagai lelucon terpilih menurut logika dan koleksi lelucon kedua penulis. Harapannya para pembaca akan menarik kesimpulannya sendiri pada akhir bab V. Bagitulan ajaran pengembangan kerja yang rasional bari Bapak Ilmu Ekonomi, Adam Smith (1723-1790). 


Senin, 16 Januari 2023

Orang Bajo di Pulau Kera Kabupaten Kupang

Judul

:

Orang Bajo di Pulau Kera Kabupaten Kupang

Penulis

:

Wilson M. A. Therik

Penerbit

:

Satya Wacana University Press

Tahun Cetak

:

2020

Halaman

:

76

ISBN

:

978-602-5881-86-2

Harga

:

Rp. -

Status

:

Kosong

Di pulau Kera ini tidak ada pencuri, tidak ada polusi, tidak ada polisi dan tentara, jika lapar ada ikan, kalau haus ada air di sumur, ada sinyal telepon, listrik cukup dengan generator, kalau sakit ada Puskesmas di Sulamu, mau sembayang ada Masjid di sini, anak-anak bisa sekolah di Madrasah. Biar hidup serba terbatas, kami di pulau Kera saja, aman dan damai (KutipanWawancara).

Buku ini menguraikan kehidupan orang Bajo di pulau Kera Kabupaten Kupang dari perspektif historis awal penghunian pulau Kera hingga aspek pembangunan berkelanjutan ditengah-tengah ancaman ekologi (terutama abrasi) yang tidak disadari. Relasi negara dan masyarakat di pulau Kera perlu ditingkatkan terutama relasi kemanusiaan untuk pembangunan yang berkelanjutan. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...