Judul
|
:
|
Daun Ro’hili dan Air Gula
Sabu: Penyambut Bayi Baru Lahir Etnik Sabu – Kabupaten Sabu Raijua
|
Penulis
|
:
|
Roland A.N, Indrayaningsih, Agung Dwi Laksono
|
Penerbit
|
:
|
Unesa University Press
|
Tahun Cetak
|
:
|
2016
|
Halaman
|
:
|
236
|
ISBN
|
:
|
978-979-028-962-8
|
Sumber
|
:
|
|
Download
|
:
|
Adat istiadat masih dipegang kuat oleh sebagian besar
Etnik Sabu di Desa Kolorae. Hampir semua kegiatan masyarakat bermuara kepada
kepercayaan dan penghormatan terhadap leluhur. Penghormatan terhadap nenek
moyang merupakan pusat kehidupan masyarakat sehingga ritual adat secara rutin
dijalankan dengan tuntunan ketua adat setempat. Hal ini tidak saja berlaku
untuk masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaan lokal “Jingitiu” tetapi
juga berlaku untuk masyarakat yang telah memeluk agama resmi pemerintah. Selain
faktor geografis seperti jarak yang jauh dan jalan yang rusak, terdapat faktor
budaya yang dirasa menghambat ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan.
Faktor budaya tersebut berupa tradisi yang harus keluarga jalankan setelah ibu
bersalin, yaitu pemberian perasan air daun Lombok atau disebut “Ro’ Hili” dan
pemberian air gula Sabu kepada bayi yang baru saja dilahirkan. Terdapat ritual
adat menggantung “Ari-ari” dan memasak bubur untuk pemberian nama bayi, serta
pemberian “tahi kerbau” untuk mengeringkan tali pusar bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar