Judul
|
:
|
Indonesia Timur
Tempo Doeloe 1544-1992
|
Penyusun
|
:
|
George Miller
|
Penerbit
|
:
|
Komunitas Bambu
|
Tahun Cetak
|
:
|
2012
|
Halaman
|
:
|
409
|
ISBN
|
:
|
978-602-9402-01-8
|
Harga
|
:
|
Rp. 110.000
|
Status
|
Kosong
|
Buku ini adalah liputan aneka warna 500
tahun wilayah Indonesia Timur yang unik dan kaya secara ilmiah namun
jelas-jelas terasing. Memuat catatan 28 orang dengan beragam latarbelakang dan
dari berbagai belahan dunia yang tertarik, jatuh cinta hingga tersasar ke sana
sejak abad ke-16 sampai ke-21.
Nama-nama seperti Pulau Komodo, Raja
Ampat, Lombok, Seram, Banda, Flores atau Laut Sawu, Arafuru, Puncak Jaya, Tana
Toraja, Minahasa, Kerajaan Ternate-Tidore, Kota Makassar, Ambon termasuk
perairan utara Australia punya budaya unik, sejarah memikat dan wilayah
geografis yang beragam. Sejak rute ke Pulau Rempah ditemukan pada 1513, para
petualang Eropa telah merekam perjalanan mereka. Namun romantisme seputar
Kepulauan Rempah bukan motivasi yang melulu mendorong orang-orang mengunjungi
Indonesia Timur. Mereka menembus hutan lebat atau laut berombak ganas agar
sampai ke pulau-pulaunya yang menyebar dan terpencil juga untuk menjelajah,
melakukan penemuan ilmiah, berperang, mencari bantuan, memperoleh keuntungan
dari perdagangan atau sekadar bertamasya.
Rupa-rupa buah pertemuan mereka dengan
dunia Indonesia Timur itulah yang oleh sejarawan George Miller dituang ke dalam
buku ini. Kisah-kisah itu hadir dalam berbagai gaya serta merefleksikan
beraneka motif juga reaksi dari para penjelajah yang terdiri atas pedagang
rempah Eropa abad ke-16 hingga jurnalis Australia yang mengunjungi Timor Timur
pada 1990 dan dipikat oleh bahaya di pedalaman pulau yang rumit.
Kesan para petualang itu bisa jadi telah berubah lantaran perjalanan waktu, tapi mengingat Indonesia Timur yang terus dibiarkan dalam keterpencilan dan ketertinggalan sesungguhnya masih jauh lebih banyak persamaannya.
Kesan para petualang itu bisa jadi telah berubah lantaran perjalanan waktu, tapi mengingat Indonesia Timur yang terus dibiarkan dalam keterpencilan dan ketertinggalan sesungguhnya masih jauh lebih banyak persamaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar