Judul |
: |
Sastra
Lisan Ngadha di Bajawa |
Penyunting |
: |
Firmina
Angelanai, Watu Yohanes Vianey, Fransiskus Sanda & Alex A. Kabelen |
Penerbit |
: |
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta |
Tahun
Cetak |
: |
1999 |
Halaman |
: |
218 |
ISBN |
: |
979-459-988-3 |
Harga |
: |
Rp. 85.000 |
Status |
: |
Ada |
Sastra lisan Ngadha adalah salah satu sastra daerah yang hidup di antara ribuan sastra daerah yang lain di kepulauan Indonesia. Sastra lisan Ngadha hidup dan tersebar di tengah-tengah etnik Ngadha, yang mendiami sebagian wilayah di Daerah Tingkat II Ngada, yang berbatasan dengan Kecamatan Nagekeo di sebelah timur, Kecamatan Riung di sebelah barat, dan Kecamatan Aesesa di sebelah utara. Etnik ini mendiami wilayah Kecamatan Golewa, Kecamatan Aimere, Kecamatan Bajawa, dan Kecamatan Ngada Bawa di Bajawa. Berdasarkan data statistik tahun 1993, jumlah penduduk etnis ini adalah 82.218 orang. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya memiliki kemampuan bertutur sastra.
Sastra lisan Ngadha memiliki fungsi ganda. Ada yang berfungsi sebagai hiburan, adapula yang berfungsi hikmat nasihat dan keramat, karena mengandung nilai luhur yang diturunkan leluhur masyarakat pendukungnya. Masyarakat Ngadha, terutama yang berasal dari generasi tua, tidak sekedar mengagumi keindahan sastra lisannya, tetapi lebih jauh dari itu, mereka juga menghayati dengan perasaan penuh hormat dan patuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar