Jumat, 19 Juli 2024

Nilai Budaya dalam Sastra Lisan Sabu

Judul

:

Nilai Budaya dalam Sastra Lisan Sabu

Penulis

:

A.Ratu Koreh, Tarno, L. Djuli, H. Pada, & F. Sutini

Penerbit

:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Timur

Tahun Cetak

:

1998

Halaman

:

136

ISBN

:

979-459-850-X

Harga

:

Rp. 65.000

Status

:

Ada

 

Sastra lisan Sabu merupakan salah satu sastra lisan di Nusa Tenggara Timur. Sastra lisan Sabu ini berkembang dan tersebar dalam masyarakat Sabu, terutama yang menetap di kepulauan Sabu. Kepulauan Sabu merupakan wilayah Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kepulauan Sabu terdiri atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sabu Barat dengan ibu kota Seba dab Sabu Timur dengan ibu kota Bolou, serta sebuah daerah perwakilan kecamatan, yaitu Raijua.

Bahasa sehari-hari masyarakat Sabu adalah bahasa Sabu dan bahasa Indonesia, tetapi masih ada yang hanya bisa berbicara dengan bahasa Sabu, memiliki empat dialek, yaitu (1) Seba, (2) Mesara, (3) Timu, (4) Liae (Walker, 1982:3).

Masyarakat Sabu masih mempertahankan adat istiadat yang memiliki keunikan tersendiri. Salah satu keunikan yang menarik adalah upacara adat, selain tatanan upacara yang unik, ada juga yang lebih menarik, yaitu tuturan adat yang selalu menyertai upacara adat tersebut. Tuturan adat memiliki keunikan yang bernilai sastra tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...