Judul
|
:
|
Negara Bukan-Bukan? Driyarkara
tentang Pancasila dan Persoalan Relasi antara Agama dan Negara
|
Penulis
|
:
|
Silvano Keo Bhaghi
|
Penerbit
|
:
|
Ledalero
|
Tahun Cetak
|
:
|
2016
|
Halaman
|
:
|
242
|
ISBN
|
:
|
978-602-1161-31-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 65.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
“Buku ini
patut diapresiasi, karena sejauh ini belum begitu banyak kajian kritis atas
filsafat Pancasila dari seorang filsuf Indonesia seperti Driyarkara. Minimal ada
dua pokok pikiran yang menjadi fokus perhatian penulis. Pertama, dengan memandang negara Pancasila sebagai bukan negara-agama dan bukan negara-sekuler, Driyarkara hendak
memberikan solusi atas persoalan klasik begaiaman sebaiknya relasi antara agama
dan politik dalam konteks masyarakat plural Indonesia diatur. Kedua, jika negara Pancasila dipahami
sebagai tatanan politik yang dilandasi pada tuntutan etis untuk mewujudkan
kebebasan beragama sebagai hak asasi manusia secara sistematis dan bahwa dalam
negara modern tak seorang pun didiskriminasikan atas dasar keyakinan dan
kepercayaan atau pun atas dasar pandangan hidup, maka patut dipertanyakan,
apakah sang filsuf seperti Driyarkara bersikap adil terhadap kaum atheis?” (Dr.
Mathias Daven)
“Ulasan
dalam buku Silvano Keo Bhaghi tentang relasi antara agama dan negara menurut
Driyarkara merupakan sebuah kontribusi berarti bagi pengembangan politik
Indonesia yang lebih beradab. Uraian ini berhasil melampaui konteks Indonesia
di mana Driyarkara pernah hidup dan berkarya. Membaca kembali karya Silvano Keo
Bhaghi dalam konteks diskursus seputar post-sekularisme dapat membuka dan
memperluas wawasan baru tentang persoalan relasi antara agama dan negara.” (Dr.
Otto Gusti Madung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar