Judul
|
:
|
Sejarah Perkembangan Misi Flores
Dioses Agung Ende
|
Penulis
|
:
|
L. Lame Uran
|
Penerbit
|
:
|
-
|
Tahun Cetak
|
:
|
-
|
Halaman
|
:
|
342
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 125.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Pada
bagian pertama buku ini mengisahkan awal mula perkembangan dan keruntuhan karya
Misi pater-pater Dominikan di Kepulauan Solor, seperti dikenal waktu itu yakni
terdiri dari Pulau Flores, Timor, Pulau Solor, Adonara, dan Lomblen.
Selanjutnya kami memperkenalkan karya Misi pater-pater Yesuit, karya Misi
pater-pater Serikat Sabda Allah, sampai terbentuknya Dioses Agung Ende.
Dioses
Agung Ende mencakup tiga Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada.
Di Kabupaten Ngada sudah terdapat stasi-stasi Misi sejak abad XVI seperti Stasi
Kewa, Lena, Laka, Mari, Tonggo dan Lambo, 15 km dari Tonggo. Oleh serangan
Islam dan peperangan melawan Kompeni Belanda, desa-desa ini semua sudah menjadi
Islam dan kembali menjadi kafir. Disebutkan dalam dokumen sejarah, bahwa
desa-desa ini telah menjadi Katolik sejak tahun 1566. Pada tahun 1772
misionaris terakhir berangkat dari Numba di pantai selatan Flores meninggalkan
umat.
Pada waktu
itu di wilayah sekarang termasuk Kabupaten Ende terdapat tiga stasi Misi di
Pulau Ende, yakni: Numba, Saraboro dan Curollales. Di pantai utara wilayah LIO
terdapat Stasi Dondo, sebuah pelabuhan tempat kapal-kapal Portugis mengambil
air minum dan membeli bahan makanan. Keempat stasi ini juga telah dikuasai
Islam atau Belanda, sehingga smeuanya telah menjadi Islam atau kafir kembali. Hanya
di Kabupaten Sikka stasi-stasi Katolik tetap mempertahankan imannya. Ketika
pada tahun 1868 dikunjungi oleh Pater Omzigt SY terdapat pada waktu itu umat
sekitar 6.000 orang. Mereka memang menamakan diri Katolik. Tetapi mereka hidup
sama dengan orang kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar