Rabu, 22 Mei 2019

Mencerna Makna di Balik Narasi Gubernur VBL (Untuk Mewujudkan NTT Sejahtera)

Judul
:
Mencerna Makna di Balik Narasi Gubernur VBL (Untuk Mewujudkan NTT Sejahtera)
Editor
:
Valeri Guru
Penerbit
:
CV. Sejahtera Mandiri Teknik Indonesia
Tahun Cetak
:
2018
Halaman
:
200
ISBN
:
-
Harga
:
-
Status
:
Kosong


Pernyataan Gubernur Laiskodat ada benarnya juga. Apa yang diharapkan terhadap menumbuhkan budaya literasi jika mama-mama di rumah lebih suka menonton sinetron? Jika sinetron menjadi fokus maka sulit berharap budaya literasi itu bertumbuh dalam keluarga. Dengan kata lain, sulit mengajak anak-anak membaca buku jika pada saat yang sama mama-mama lebih suka nonton sinetron. (Isidorus Lilijawa, S.Fil, MM; Tenaga Ahli DPR RI)
Gaya bicaranya terkesan meledak-ledak dan blak-blakan sampai pada tahapan yang sangat kasar sekalipun, sehingga membuat banyak kalangan menjadi gerah, simpati, empati dan terkadang tidak suka  dengan gaya bicaranya yang kasar sampai harus membencinya. Pernyataan-pernyataan yang kasar dari seorang gubernur itu, disiarkan secara bebas oleh media massa, dan Viktor Bungtilu Laiskodat pun merasa biasa-biasa saja, seperti ketika ia mengatakan orang bodoh dan orang miskin tidak akan masuk surge, kecuali orang cerdas (Lorens Molan; Kabiro Perum LKBN ANTARA NTT)
Bung Viktor dan Kak Jos, jelas pemimpin yang dipilih rakyat NTT secara demokratis sesuai aturan main. Rakyat memilih Bung Viktor dan Kak Jos jelas karena rakyat menduga keduanya cocok untuk konteks NTT sekarang ini. Untuk urusan ini tidak perlu didebatkan. Siapapun, menerima hasil keputusan rakyat (bani) NTt dengan puas, karena proses demokrasi berlangsung damai dan kita mendukung dan mencermati perjalanan kepemimpinan Viktor Jos. Mencermati perjalanan kepemimpinan Viktor Jos, merupakan keniscayaan politik. Gaya kepemimpinan Viktor Jos, jelas berbeda jauh dengan gaya kepemimpinan sebelumnya. Sebelumnya (10 tahun) bani NTT mengalami kepemimpinan Frans Lebu Raya. Frans itu soft, lembut, gemar menyiran senyum dikulum, dia dililit lingkungan para tukang puji yang melambungkan pujian dan menaburinya setiap waktu, sementara di sisi lain indeks kemiskinan NTT tak beranjak jauh (Pius Rengka, SH, M.Sc; Politisi NTT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...