Selasa, 21 Mei 2019

Sejarah dan Budaya Kepulauan Alor, Rangkuman Bunga Kenari

Judul
:
Sejarah dan Budaya Kepulauan Alor, Rangkuman Bunga Kenari
Penulis
:
Thobyn E. Retika
Penerbit
:
Nidya Pustaka
Tahun Cetak
:
2012
Halaman
:
102
ISBN
:
-
Harga
:
Rp. 80.000
Status
:
Kosong


Perjalanan dari perkembangan sejarah dan budaya di Kepulauan Alor-Pantar bisa dianalogikan sebagai alur serat di dalam sebatang pohon. Dalam sejarah dan budaya, konsep serat bermakna dari konteks biologis, berimigrasi. Kepualauan Alor-Pantar (Malua Galiau) semenjak zaman pra-sejarah, telah tercipta suatu kehidupan masyarakat majemuk sedianya terbentuk pluralistik. Letak geografis yang sangat menentukan alur imigrasi di mana kepulauan Alor-Pantar terapit oleh beberapa wilayah dengan berbagai ragam karakter manusia manusia disertai dengan akar budayanya masing-masing. Melalui sentuhan para pendatang akan merubah atau minimal terintegrasi terhadap budaya masyarakat Alor. Produk-produk ini berdampak pada peninggalan-peninggalan, cerita rakyat, mitos, seni budaya dll.
Demikian perkembangan secara turun temurun terwarisi sebagian kepada kehidupan masyarakat yang masih terasa sampai kini, sebagai berikut: 1) hubungan kekerabatan antara suku di Alor Timur, Pureman khususnya dengan suku-suku di daerah Maubara (Negara Timor Leste); 2) hubungan yang disebut “Bela” antara suku di Pantar dengan suku di pulau Solor; 3) kesamaan nama dan caranya pada tarian perang cakalele, terdapat di kepulauan Alor, pulau Ternate (Provinsi Maluku Utara) dan Manado – Gorontalo (Provinsi Sulawesi Utara); 4) pemberian nama-nama Moko diambil dari nama-nama daerah seperti Makassar, Jawa dll. Dari kesimpulan tersebut di atas, sangat amat sulit dan membutuhkan suatu riset, tentang asal usulnya bahasa daerah yang terdapat di kepulauan Alor.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...