Judul
|
:
|
Sejarah
dan Budaya Kepulauan Alor, Rangkuman Bunga Kenari
|
Penulis
|
:
|
Thobyn E. Retika
|
Penerbit
|
:
|
Nidya Pustaka
|
Tahun Cetak
|
:
|
2012
|
Halaman
|
:
|
102
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 80.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Perjalanan dari
perkembangan sejarah dan budaya di Kepulauan Alor-Pantar bisa dianalogikan
sebagai alur serat di dalam sebatang pohon. Dalam sejarah dan budaya, konsep
serat bermakna dari konteks biologis, berimigrasi. Kepualauan Alor-Pantar
(Malua Galiau) semenjak zaman pra-sejarah, telah tercipta suatu kehidupan
masyarakat majemuk sedianya terbentuk pluralistik. Letak geografis yang sangat
menentukan alur imigrasi di mana kepulauan Alor-Pantar terapit oleh beberapa
wilayah dengan berbagai ragam karakter manusia manusia disertai dengan akar
budayanya masing-masing. Melalui sentuhan para pendatang akan merubah atau
minimal terintegrasi terhadap budaya masyarakat Alor. Produk-produk ini
berdampak pada peninggalan-peninggalan, cerita rakyat, mitos, seni budaya dll.
Demikian
perkembangan secara turun temurun terwarisi sebagian kepada kehidupan
masyarakat yang masih terasa sampai kini, sebagai berikut: 1) hubungan
kekerabatan antara suku di Alor Timur, Pureman khususnya dengan suku-suku di
daerah Maubara (Negara Timor Leste); 2) hubungan yang disebut “Bela” antara
suku di Pantar dengan suku di pulau Solor; 3) kesamaan nama dan caranya pada
tarian perang cakalele, terdapat di kepulauan Alor, pulau Ternate (Provinsi
Maluku Utara) dan Manado – Gorontalo (Provinsi Sulawesi Utara); 4) pemberian
nama-nama Moko diambil dari nama-nama daerah seperti Makassar, Jawa dll. Dari
kesimpulan tersebut di atas, sangat amat sulit dan membutuhkan suatu riset,
tentang asal usulnya bahasa daerah yang terdapat di kepulauan Alor.
Di mana kita bisa dapat buku ini?
BalasHapushubungi sms/wa ke 085242134640
Hapus