Judul
|
:
|
Marfologi dan Sintaksis Bahasa Kemak
|
Penyusun
|
:
|
A.Mans Mandaru, dkk
|
Penerbit
|
:
|
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
|
Tahun Cetak
|
:
|
1998
|
Halaman
|
:
|
122
|
ISBN
|
:
|
979-459-851-8
|
Sumber
|
:
|
|
Download
|
:
|
Kondisi yang
sangat mendukung pelestarian bahasa-bahasa daerah akhir-akhir ini --termasuk bahasa
Kemak-- adalah terbukanya peluang pengajaran bahasa itu dalam bidang pendidikan
karena pengajaran bahasa daerah telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
Dengan demikian, deskripsi bahasa daerah setempat—seperti bahasa Kemak--akan
sangat menunjang hal itu dan bukan saja untuk mengisi muatan lokai kurikulum
sekolah, tetapi terlebih lagi sebagai bagian peningkatan sumber daya manusia
yang peka budaya dan lingkungan. Di samping itu pula, seperti bahasa-bahasa
daerah yang lain. bahasa Kemak merupakan salah satu dari berbagai bahasa daerah
yang terdapat di propinsi Nusa Tenggara Timur. Bahasa daerah ini sampai
sekarang belum pernah diteliti. Bahasa ini dipakai di enam desa, yaitu desa
Umaklaran, Mamutin, Wehor, Sadi, Haliwen dan Atapupu. Keenam desa tersebut terletak
di dalam wilayah Kecamatan Tasifeto Timur, di bagian utara Kabupaten Belu,
pulau Timor, propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah pemakaian bahasa kemak ini
memanjang sepanjang perbatasan antara Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Propinsi
Timor Timur. Sesuai dengan informasi para informan, terdapat paling kurang tiga
varian bahasa Kemak. yaitu Liukisa, Atasabe, dan Kailaku.
Dalam
kehidupan sehari-hari bahasa Kemak dipakai penuturnya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakatnya sendiri. Di samping sebagai bahasa komunikasi sehari-hari,
Kemak juga digunakan penutur aslinya dalam berbagai kegiatan budaya lokal,
seperti upacara adat, pesta, dan kegiatan-kegiatan peradatan peminangan, perkawinan,
kematian dan kenduri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar