Judul
|
:
|
Senjata Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur
|
Penyusun
|
:
|
Drs. B.K. Kotten
|
Penerbit
|
:
|
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
|
Tahun Cetak
|
:
|
1993
|
Halaman
|
:
|
118
|
ISBN
|
:
|
-
|
Sumber
|
:
|
|
Download
|
:
|
Dalam 7 unsur
pokok kebudayaan universal, senjata termasuk ke dalam sistem teknologi merupakan
seperangkat pengetahuan dan teknik mengolah bahan mentah menjadi sebuah
alat/benda melalui proses pengolahan tertentu sehingga berguna untuk memudahkan
manusia mengatasi tantangan dari lingkungannya (dalam arti luas).
Senjata dapat
dibedakan berdasarkan penggunaannya, misalnya senjata untuk menyerang
(offence), seperti tombak, keris, parang, panahan dan lain-lain; Senjata untuk
membela diri (defence), seperti perisai, pakaian perang, atau alat pelindung
bagian tubuh tertentu, serta senjata yang bergerak sendiri seperti jerat, perangkap
/jebakan.
Di Nusa
Tenggara Timur senjata tradisional berdasarkan penggunaannya, terdapat di semua
kelompok etnis yang tersebar diberbagai daerah. Penduduk suku Lamaholot di Kabupaten
Flores Timur menggunakan busur dan anak panah, parang dan lembing untuk
menyerang. Untuk membela diri mereka menggunakan perisai (Dopi) sebagai
senjatanya. Sedangkan senjata yang bergerak sendiri seperti jerut (witu) atau
perangkap umumnya digunakan untuk
menangkap
binatang hutang seperti babi, landak, rusa, kera dan lain-lain yang akan masuk
ke dalam ladang memakan tanaman.
Penduduk suku
Sumba menggunakan lembing dan parang sebagai senjata untuk membela diri.
Sedangkan senjata yang bergerak sendiri seperti jerat atau perangkap umumnya
dipergunakan untuk menangkap babi hutan atau tikus yang ingin mengganggu
tanaman di ladang.
Di Pulau
Timor pada masa lampau penduduk menggunakan senapan tumbuk sebagai senjata
untuk menyerang, bahkan ada juga yang menggunakan panah beracun (Rama moruk). Sedangkan
senjata yang bergerak sendiri terdiri dari perangkap, jerat, jebakan lainnya
yang bertujuan untuk menangkap binatang hutan atau melumpuhkan lawan/musuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar