Judul |
: |
Pulau Ende : Kisah Sukses Pulau Pertama Indonesia yang Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan |
Penulis |
: |
Nafsiah Mboi (kata pengantar) |
Penerbit |
: |
Qipra Galang Kualita |
Tahun
Cetak |
: |
2012 |
Halaman |
: |
48 |
ISBN |
: |
- |
Harga |
: |
NFS |
Status |
: |
Kosong |
Pulau Ende memang unik. Pertama, seratus persen
penduduknya beragama Islam, padahal penduduk NTT mayoritas beragama Katolik.
Kedua, di Pulau ini, nyaris tidak ada air tawar. Sebagian besar sumur di pulau
ini menghasilkan air payau. Keunikan yang ketiga adalah hanya ada sepeda motor
sebagai alat transportasi di dalam pulau. Semua warga berjalan kaki dan naik
sepeda motor untuk menjalankan aktifitasnya.
Setiap desa di Pulau Ende mengembangkan Peraturan Desa
sebagai pengikat perilaku sanitasi setiap warganya. Sebagian besar isi
Peraturan mencantumkan kewajiban warga antara lain : mengikuti arisan jamban,
menggunakan air Penampung Air Hujan (PAH) hanya untuk minum dan masak, menggali
lubang sampah di setiap rumah, mengikuti kegiatan Jum’at bersih, dan membuat
bak peresapan sederhana atau penampung air limbah keluarga.
Peran ibu-ibu di Pulau ini merupakan tokoh kunci dalam
merubah perilaku keluarga, anak-anak dan suami yang selalu mengingatkan untuk
menjalankan perilaku hidup sehat dalam rumah tangga, seperti BAB di jamban,
mencuci tangan sebelum makan, dan memasak air hingga benar-benar matang.
Keberhasilan warga Pulau Ende membebaskan diri dari BABS
merupakan bukti bahwa masyarakat pulau kecil dapat terpicu mempunyai hasrat
untuk memulai kehidupan yang lebih sehat. Semangat ini patut ditularkan ke
masyarakat pulau kecil lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar