Judul |
: |
Leko Leles Perspektif Pada Pilkada Manggarai Timur 2018 |
Penulis |
: |
Alfred Tuname |
Penerbit |
: |
Deepublish |
Tahun Cetak |
: |
2021 |
Halaman |
: |
239 |
ISBN |
: |
978-623-02-3729-4 |
Harga |
: |
Rp. 136.000 |
Status |
: |
Kosong |
“History has been writen by the victors”-Winston Churcill.
Sejarah
selalu dicatat rapi dan dikisahkan kembali oleh para pemenang. Tujuan
pertamanya adalah mengenang perjuangan (memorial). Kedua, mempertahankan
kemenangan (politik). Itulah historia docet!
Dalam
usaha mempertahankan kemenangan, orang mengais “napak-tilas” atas perjuangan
yang pernah dilakukan. Di sana, tangis dan tawa diingat kembali; kecerdikan dan
kecerobohan diunduh ulang. “History is the memory of thing said and done”,
meminjam ungkapan Carl Becker.
Semua
memori itu diseduh kembali demi menyatukan emosi dan spirit bertahan: menjaga
serta mempertahankan apa yang sudah diraih. Cukup berat memang! Tetapi atas
dasar itulah sejarah (kemenangan) menjadi penting.
Sejarah
kemenangan tentu memuat kenangan. Bukan itu saja, sejarah itu berisi harapan.
Dari sejarah, orang ingin melihat masa depan. Kadang, sejarah itu bisa terulang
kembali. Semua tragedi yang pernah terjadi lantas menjadi lelucon dalam
kenangan. “L’histoire se répète, tout d’abord comme une tragédie, après comme
une farce”, kata filsuf Karl Marx.
Tetapi
kisah yang sama tak mungkin terjadi lagi. Kisah dalam selalu bersifat einmalig,
meskipun maknanya dapat diingat dan diungkap lagi. Karena itu, selalu ada
historical value dan historical fact. Sebagai fakta, sejarah bersifat original.
Sebagai nilai, sejarah itu berisi pikiran-pikiran. C. P. Scott menyebutkan,
“fakta itu sakral, opini itu bebas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar