Judul
|
:
|
Arsitektur Vernakular,
Keberlanjutan Budaya di Kampung Bena Flores
|
Penulis
|
:
|
Martinus Bambang Susetyarto
|
Penerbit
|
:
|
Padepokan Seni Djayabhinangun
|
Tahun Cetak
|
:
|
2013
|
Halaman
|
:
|
89
|
ISBN
|
:
|
978-602-18289-4-6
|
Harga
|
:
|
Rp. 60.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Penelitian
arsitektur vernakular di masyarakat suku/klan ini merupakan upaya mempelajari
fenomena budaya di lingkungan binaan vernakular, yang disebut kampung adat, di
daerah dataran tinggi yang masih alami. Fenomena tersebut terekspresi sebagai
suatu sistem arsitektur dan kampung vernakular yang khas, unik dan spesifik, di
wilayah Ngadha, Flores. Lingkup fenomena arsitektur vernakular yang dimaksud
adalah rumah-rumah adat dan bangunan-bangunan adat, yang berfungsi untuk
mendukung kegiatan ritual adat dan kegiatan sehari-hari masyarakat kampung
Bena. Lingkup fenomena lingkungan binaan vernakular yang dimaksud adalah
Kampung Bena, di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada, Flores,
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Penelitian
dilalui dengan suatu jelajah penelitian makro pada dua puluh lima kampung
vernakular di enam wilayah budaya, yaitu Lamaholot, Sikka, Ende, Nagekeo,
Ngada, dan Manggarai, yang ditulis secara deskriptif. Selanjutnya dilaksanakan
penelitian meso pada delapan kampung vernakular di wilayah budaya Ngada. Pada
tahap akhir dilakukan penelitian mikro, dengan menggunakan paradigma
naturalistik dan metode penelitian arsitekur di satu kampung Bena. Tahap
penelitian mikro merupakan tahap proses induktif yang mencermati segala fakta,
gekala, kejadian atau kombinasi ketiganya atas tinggalan budaya arsitektur,
tinggalan budaya kampung adat Bena, dan tinggalan budaya takbenda. Tinggalan
budaya takbenda yang dimaksud adalah prilaku masyarakat suku/klan dan
masyarakat Flores pada umumnya di dalam membangun, menempati, menggunakan,
memelihara, melestarikan dan/atau membiarkan tinggalan benda budaya adat
kampung Bena. Penelitian besar ini dilakukan guna menggali dan menemukan
pengetahuan toritis tentang arsitektur vernakular yang berasal dari bumi Nusa Nipa,
atau pulau Flores ini.
apakah masih ada bukunya?
BalasHapus