Judul
|
:
|
Perempuan Dalam Hidup Sukarno
Biografi Inggit Garnasih
|
Penulis
|
:
|
Reni Nuryanti
|
Penerbit
|
:
|
Ombak
|
Tahun Cetak
|
:
|
2007
|
Halaman
|
:
|
386
|
ISBN
|
:
|
979-3472-69-3
|
Harga
|
:
|
Rp. 80.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Siapakah
sosok yang paling banyak memberi kontribusi dalam peijalanan hidup Sukarno?
Sosok itu beijenis kelamin perempuan. Tanpa mengurangi peran perempuan (lain)
dalam hidup Sukarno, nampaknya, Inggit Garnasihlah yang berada dalam posisi
penting tersebut. Kematangan dan kedewasaan serta pencapaian intelektual
seseorang pada umumnya dicapai pada usia 40-an tahun, termasuk manusia yang
bernama Sukarno. Selama proses pencapaian tersebut, separuhnya ia jalani
bersama dengan Inggit Garnasih. Biografi ini-ditulis oleh perempuan muda,
alumnus sejarah Universitas Negeri Yogyakarta yang baru lulus tahun
2006-mengisahkan proses pergulatan tersebut.
Salah
satu ciri biografi yang baik dan yang membedakannya dengan tulisan sejarah pada
umumnya adalah kemampuannya menceritakan hal-hal yang detail tentang tokoh yang
dikisahkannya. Dari kisah tersebut, pembaca dimungkinkan untuk mengetahui
kepribadian, kekuatan sosial, dan sensibilitas, serta keberuntungan dan
kesempatan sang tokoh. Fengetahuan ini memberi kesempatan kepada kita untuk
memahami titik-titik kisar yang menentukan dalam hidup seseorang; bagaimana
seseorang bergumul, menjawab dan melampaui tantangan hidup yang dihadapinya.
Pada titik inilah, biografi mampu memberi hikmah dan inspirasi bagi pembaca
dari pengalaman hidup seorang anak manusia.
Buku
ini akan membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami sosok Inggit Garnasih
dengan segala suka-dukanya dalam mengarungi hidup, baik ketika bersama maupun
ketika Inggit memilih untuk berpisah dengan Sukarno. Berbagai detail cerita
yang dikisahkan dalam buku ini mampu mendekatkan kita dengan sang tokoh yang
dikisahkan. Diakui oleh Reni Nuryanti, penulis buku ini, bahwa ia sangat
mengagumi dan memberi apresiasi yang dalam terhadap sosok Inggit, sehingga
dalam beberapa hal, penulis tidak mampu mengambil jarak dengan tokoh yang
ditulisnya. Apa pun kekurangannya, buku ini tetap menarik dan penting serta
menunjukkan bahwa perempuan adalah makhluk yang otonom dan mandiri serta bisa
menjadi kekuatan sejarah.
Dalam
buku ini terdapat 4 bab yang membahas kehidupan Inggit Garnasih dengan Sukarno
beserta keluarga di Ende – Flores, dari awal mula kedatangan hingga kepindahan
Soekarno bersama keluarga ke Bengkulu. Selama di Ende juga banyak kisah terjadi
salah satunya adalah kehilangan ibu tercinta yaitu Ibu Amsi, yang adalah mertua
Sukarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar