Judul
|
:
|
Dari Invasi ke Rekonsiliasi,
Dinamika Hubungan Falintil-Forca De Defesa De Timor Leste dan Tentara
Nasional Indonesia
|
Penulis
|
:
|
Júlio Tomás Pinto
|
Penerbit
|
:
|
Kompas
|
Tahun Cetak
|
:
|
2015
|
Halaman
|
:
|
268
|
ISBN
|
:
|
978-979-709-891-9
|
Harga
|
:
|
Rp. 110.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Warna sejarah hubungan FALINTIL-Forca de Defesa de Timor Leste
(FALINTIL-FDTL) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kian cerah seiring membaiknya hubungan kedua negara, Republik Demokratik
Timor Leste (RDTL) dan Republik Indonesia. Dalam rentang waktu 24 tahun,
setelah Indonesia, didukung oleh negara-negara adidaya seperti
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menjejakkan kekuasaannya di
Timor Leste di penghujung 1975, kedua institusi militer/pertahanan terlibat
dalam konfrontasi fisik. Keduanya bertempur untuk tujuan masing-masing:
FALINTIL demi kemerdekaan, TNI untuk integrasi. Korban nyawa dan harta berjatuhan: rakyat Timor Leste, pun para prajurit TNI.
Pasca restorasi kemerdekaan Timor Leste, 20 Mei 2002, pimpinan kedua negara dan institusi pertahanannya meneguhkan komitmen untuk menjadi bangsa dan negara bertetangga. Spirit "Teman dapat dipilih, tetapi tetangga tidak dapat dipilih" memperkuat komitmen tersebut. Kini, respek dan saling percaya menjadi keniscyaaan. Dulu invasi, kini rekonsiliasi: Permusuhan, dendam, dan aksi saling bunuh diganti persahabatan, keakraban, dan kerjasama. Pun, tak ada kebencian personal karena para prajurit itu menjalankan komando satuan dan misi negaranya masing-masing. Sekarang saatnya merangkai masa depan dalam pigura kebersamaan dan persaudaran. Avanca ….!!!
Pasca restorasi kemerdekaan Timor Leste, 20 Mei 2002, pimpinan kedua negara dan institusi pertahanannya meneguhkan komitmen untuk menjadi bangsa dan negara bertetangga. Spirit "Teman dapat dipilih, tetapi tetangga tidak dapat dipilih" memperkuat komitmen tersebut. Kini, respek dan saling percaya menjadi keniscyaaan. Dulu invasi, kini rekonsiliasi: Permusuhan, dendam, dan aksi saling bunuh diganti persahabatan, keakraban, dan kerjasama. Pun, tak ada kebencian personal karena para prajurit itu menjalankan komando satuan dan misi negaranya masing-masing. Sekarang saatnya merangkai masa depan dalam pigura kebersamaan dan persaudaran. Avanca ….!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar