Judul
|
:
|
Ekonomi-Uma, Penerapan Adat dalam Dinamika
Ekonomi Berbasis Kekerabatan
|
Penulis
|
:
|
Jacqueline Vel
|
Penerbit
|
:
|
HuMa-Jakarta, Van
Vollenhoven Institute-Leiden University, KITLV-Jakarta
|
Tahun Cetak
|
:
|
2010
|
Halaman
|
:
|
386
|
ISBN
|
:
|
978-602-8829-00-7
|
Harga
|
:
|
Rp. 150.000
|
Status
|
:
|
Ada
|
Ekonomi-Uma adalah sebuah sistem ekonomi tradisional berbasis kekerabatan.
Kata ‘uma’ berarti rumah dalam bahasa
daerah di Sumba, dan kerabat yang berasal dari satu rumah merupakan ‘Uma’ dalam arti kesatuan sosial yang
inti buku ini relevan dibaca sehubungan dengan makin mencuatnya kesadaran akan
identitas lokal sejak reformasi dan otonomi daerah. Sudah tiba waktunya
memunculkan sebuah buku mengenai budaya dan ekonomi lokal yang menjelaskan
bagaimana kegiatan untuk meningkatkan ekonomi lokal dapat dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga menjawab cara berpikir lokal tradisional. Buku ini
penting bagi penentu kebijakan dan peneliti yang ingin mengerti prilaku, cara
berpikir, peraturan dan kewajiban masyarakat perdesaan dan dampak sosial dari
intervensi yang dibawa oleh pihak luar, bukan saja di Sumba, tetapi juga
didaerah lain.
Buku ini adalah terjemahan baru dari
buku asli The Uma-Economy: Indigenous
economics and development work ini Lawonda, Sumba (Eastern-Indonesia) yang
didasarkan pada penelitian pada tahun 1980-an, dan telah 12 tahun diterbitkan
dan beredar. Ekonomi-Uma itu telah
berakar di dalam cara berpikir dan perilaku budaya yang masih ada sekarang,
meskipun dalam bentuk yang lebih modern sehingga buku ini tetap relevan untuk
menjelaskan situasi kekinian di Sumba. Ekonomi-Uma menjelaskan penerapan hukum lokalsebagai pencapuran antar hukum
adat, hukum agama dan hukum negara, serta menunjuk jangkauan hukum dan akses
keadilan bagi warga masyarakat yang tercermin di dalam sistem ‘moralitas
pertukaran’, jejaring sosial, tatanan peringkat pertukaran barang dan jasa, dan
transaksi berdasarkan resiprositas. Di
tengah-tengah keunikan kekayaan budaya dan adat-istiadat ‘tana Humba’, tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Sumba
adalah peliknya kemiskinan dan pemiskinan. Berdasarkan pengalamannya melakukan
kegiatan bersama masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat di Sumba
(1984-1990), penulis menggambarkan kiat-kiat serta upaya tradisional maupun
kontemporer masyarakat lokal menghadapi tantangan ini. Ia juga menggugah
kepedulian pembaca untuk ‘apa yang dapat kita kerjakan bersama’ demi
menggulirkan pemberdayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar