Judul
|
:
|
Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi
|
Penulis
|
:
|
Christian Senda (
|
Penerbit
|
:
|
Indie Book Corner
|
Tahun Cetak
|
:
|
2015
|
Halaman
|
:
|
148
|
ISBN
|
:
|
978-602-3091-07-2
|
Harga
|
:
|
Rp. 45.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Di sebuah rumah beratapkan hun, Pahtuaf sedang gelisah di dekat
tiang perempuan yang beralaskan batu suci tempat ritual pemujaan. Ia merasa
ajalnya sudah dekat padahal ia belum punya anak lelaki sebagai penerus takhta.
Sementara Sani, seorang imam Katolik punya pengalaman hidup yang sarat dengan
tradisi dan mitos Atoin Meto. Mitos
tentang Saok Nitu (hilang
disembunyikan setan/arwah), fakta anak indigo, tradisi memperlakukan orang
sakit jiwa, Alefa Nakaf (tradisi
penggal kepala musuh), Maet Mone
(kematian tak wajar) dan Saok Nate
(mendoakan leluhur) mengental bersama tradisi Gereja Katolik.
Di Flores seorang guru agama dengan
bijaksana menyimpan barang mas leluhur yang punya kekuatan gaib bersama dengan
sebuah patung Bunda Maria serta poster neraka yang meyeramkan, hadiah dari
seorang misionaris asal Eropa.
Di pantai Selatan Timor dekat bandar
Tun Am seorang pria berkulit putih terdampar, ratusan tahun setelah Pigafenta
dalam ekspedisi Magelhaens mendarat di bandar yang sama. Pria itu menulis
demikian: “seperti mimpi, ketika kami tidur di atas muntah dan tercium wangi hau kamelin, tiba-tiba dunia pecah.”
Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi berisi
16 dongeng tentang cinta, keluarga, pohon cendana dan perjumpaan dengan para
arwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar