Judul
|
:
|
Flobamora Nusa Tenggara Timur
|
Penyusun
|
:
|
Suhardi & Sri Guritno
|
Penerbit
|
:
|
Direktorat Tradisi dan Kepercayaan
Deputi Bidang Pelestarian dan pengembangan Budaya Badan Pengembangan
Kebudayaan dan Pariwisata - Jakarta
|
Tahun Cetak
|
:
|
2002
|
Halaman
|
:
|
76
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Seri
Pengenalan Budaya Nusa Tenggara Timur merupakan bacaan anak-anak untuk
memperkenalkan kekayaan negara Indonesia, baik alam maupun budayanya. Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang sering pula disebut “Tanah Flobamor”, atau “Nusa
Cendana” atau “Provinsi Seribu Wajah” merupakan bukti dari kekayaan negara
tercinta ini.
Naskah
Seri Pengenalan Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur ini terdiri dari atas
beberapa bagian. Bagian pertama adalah “Flobamora”. Bagian ini menguraikan
tentang letak dan kondisi daerah Nusa Tenggara Timur, baik alam, penduduk
maupun kehidupan sosialnya. Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar 566 pulau yang
umumnya relatif kecil. Penduduknya terdiri atas berbagai suku dengan latar
belakang budaya yang berlainan sehingga seperti memiliki seribu wajah. Di Nusa
Tenggara Timur hidup binatang komodo yang diyakini sebagai species binatang
purba yang masih ada. Gambar binatang itu terpampang pada lambang Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Bagian
kedua adalah “Paraingu, Kampung orang Sumba”. Masyarakat di pulau Sumba
menyebut kampungnya dengan istilah paraingu. Perkampungan ini biasanya berada
di tempat ketinggian di punggung bukit atau pegunungan. Bentuk perkampungannya
seperti perahu. Menurut masyarakat setempat, perahu merupakan kendaraan para
leluhur atau nenk moyang orang Sumba.
“Mimpi
Leu” pada bagian ketiga adalah cerita rakyat yang berasal dari masyarakat Suku
Dawan, di Pulau Timor. Cerita rakyat ini menggambarkan tentang seseorang yang
ingin memproleh keuntungan dengan cara mudah, bahkan merugikan orang lain.
Tindakan demikian tentu tidak benar. Sesuatu yang diperoleh dengan tanpa
bekerja, tidak dapat dinikmati hasilnya. Cerita ini memberikan pesan bahwa
seseorang perlu bekerja keras jika mendapatkan kehidupan yang layak.
Herman
Yohanes adalah putra dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. dia lahir di Pulau
Rote. Pulau kecil di sebelah barat Pulau Timor. Pulau berbukit-bukit dan kurang
subur. Ternyata, dari pulau kecil yang kurang subur dan sangat terbatas
fasilitasnya ini melahirkan seorang pahlawan Nasional yang cukup disegani.
Herman Yohanes adalah ahli atom pertama di Indonesia.
Danau
Kelimutu di Pulau Flores disebut pula “Danau Tiga Warna”. Di puncak Gunung
Kelimutu, Pulau Flores ada tiga danau yang letaknya berdekatan. Warna ketiga
danau itu tidak sama sehingga disebut “Danau Tiga Warna”. Keajaiban ketiga
danau ini adalah warna airnya sering berubah-ubah. Menurut keterangan, di dunia
ini tidak ada keajaiban seperti ketiga danau di kelimutu tersebut.
Naif
adalah sebutan kakek pada masyarakat Sumba. Sementara itu, ainaf adalah sebutan
ibu. Setiap kelompok masyarakat memiliki kebiasaan yang tidak selalu sama.
Masyarakat Sumba memiliki berbagai istilah tersendiri untuk menyebut anggota
keluarga atau kerabatnya. Semua itu akan digambarkan dalam buku Seri Pengenalan
Budaya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar