Judul
|
:
|
Perempuan dibawa/h Laki-Laki yang
Kalah: Kekerasan terhadap Perempuan Timor Timur dalam Kamp Pengungsian di
Timor Barat
|
Penulis
|
:
|
Karen Campbell Nelson dkk
|
Penyunting
|
:
|
Matheos Viktor Messakh
|
Penerbit
|
:
|
JKPIT dan PIKUL
|
Tahun Cetak
|
:
|
2001
|
Halaman
|
:
|
272
|
ISBN
|
:
|
979-97167-0-0
|
Harga
|
:
|
Rp. -
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Sejarah
tentang perang biasanya sejarah tentang kepahlawanan. Dan sejarah kepahlawanan
adalah sejarah para pemenang. Kurang lebih demikianlah warna penulisan sejarah
maupun pencermatan sejarah. Kecendrungan ini rupanya berlaku juga untuk sejarah
rakyat Timor Timur baru-baru ini, utamanya pasca Jajak Pendapat 1999 yang
membawa dampak pada eksodusnya warga sipil Timor Timur dalam jumlah yang sangat
besar ke wilayah Timor Barat.
Kubu yang
bertikai entah yang, Pro Kemerdekaan yang menang dalam jajak pendapat maupun
kubu Pro Indonesia yang kalah dalam Jajak Pendapat 30 Agustus 1999, larut dalm
kisah mereka sendiri. Tokoh-tokoh bermunculan. Wacana yang berkembang luas di
masyarakat pun tidak jauh berbeda. Berita sehari-hari yang bernuansa politis
lebih kerap menampilkan tokoh-tokoh entah Eurico Guterres yang dianggap menjadi
simbol perjuangan kelompok Pro Integrasi maupun Kay Rala Xanana Gusmao yang
dianggap sebagai simbol perjuangan kelompok Pro Kemerdekaan. Dari dua belah
pihak sejarah menjadi kisah kepahlawanan menurut versi masing-masing. Namun
keduanya kerapkali sama-sama melepaskan diri dari sudut pandang paling pedih
dari sejarah yang berlumuran darah itu sendiri yaitu sudut pandang sejarah dari
posisi para Korban.
Dari
sudut pandang para korban ada sebuah pertanyaan etis yang harus dikedepankan:
siapakah yang paling menderita sebagai akibat peristiwa politik Jajak Pendapat
1999? Jika kita cermati dengan jernih dan tenang maka kita akan jujur
mengatakan bahwa Perempuan dan Anak-Anak adalah korban-korban terdepan dari
barisan para korban. Buku ini mengungkapkan sebagian fakta itu. (RD. Leo Mali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar