Judul
|
:
|
Etnografi Suku Tetun di Daerah Perbatasan
Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur
|
Penulis
|
:
|
Nuryahman & Ida Bagus Sugianto
|
Penerbit
|
:
|
BPNB Bali
|
Tahun Cetak
|
:
|
2019
|
Halaman
|
:
|
135
|
ISBN
|
:
|
978-602-356-259-6
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Suku Tetun merupakan suku terbesar
dari banyaknya suku yang terdapat di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Keberadaan mereka di Kabupaten Belu terdapat dalam beberapa versi, diantaranya
tradisi lisan atau cerita rakyat yang berkembang di Belu Utara yang
menceritakan tentang kedatangan leluhur mereka yang berasal dari sebelah
Timur. Versi lainnya mengatakan bahwa kedatangan leluhur mereka “Sina Mutin
Malaka” adalah dari barat (oleh Ormeling dalam bukunya yang berjudul Timor
Problem dinamakan the recent intruders). Terlepas dari versi mana
yang benar, kedatangan suku Tenun di Kabupaten Belu ini membawa serta budaya
dan tradisi mereka. Tradisi yang dilaksanakan seperti pembukaan lahan (antama),
pembangunan rumah (uma), turu lisan (hamulak), dan sebagainya ini masih
dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat suku tenun hingga saat ini. Hal yang
menggambarkan kesatuan mereka secara budaya adalah pada tanggal 1 April 2017
dilaksanakan upacara pengembalian benda pusaka. Dalam hal ritual adat pertanian
selalu diawali dengan doa kepada pah maisokan (roh-roh
setempat) agar mereka dan anak-anaknya turut ambil bagian dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan. Yang merupakan puncak acara dalam ritual adat masyarakat
tetun, yaitu makan bersama meriah antara warga yang masih hidup (anak cucu)
dengan nenek moyang leluhur mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar