Judul
|
:
|
Tradisi Lisan Natoni di Kabupaten Timor
Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur
|
Penulis
|
:
|
I Gusti
Ngurah Jayanti, I Made Satyananda & I Made Suarsana
|
Penerbit
|
:
|
KEPEL Press
|
Tahun Cetak
|
:
|
2019
|
Halaman
|
:
|
102
|
ISBN
|
:
|
978-602-356-269-5
|
Harga
|
:
|
Rp.
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Tradisi natoni pada masyarakat
Timor Tengah Utara, khususnya di Kecamatan Insana Tengah, masih memegang
tradisi natoni dengan baik. Natoni artinya berbicara, selain itu dapat juga
diartikan sebagai pidato singkat yang disampaikan dalam acara-acara adat menurut
situasi tertentu. Bentuk-bentuk natoni memiliki keragaman dan tingkat kesulitan
yang berbeda, hal ini sangat tergantung dari situasi dan tempat dimana natoni
tersebut dilakukan. Dalam tradisi natoni ada pesan-pesan moral yang ingin
disampaikan oleh seorang natonis atau seorang penutur adat kepada masyarakat
pendukungnya yang materinya disesuaikan dengan acaranya, seperti acara/upacara
perkawinan, kematian, bangun rumah, kelahiran anak, buka kebun, dan sebagainya.
Natoni dilakukan oleh laki-laki dan bisa diserahkan/diberikan kepada
orang/marga/suku yang ditunjuk dan dipercaya. Dalam kegiatan besar yang terkait
dengan kegiatan adat, natoni disampaikan oleh pemuka adat atau yaitu pejabat
yang dekat dengan kedudukan raja secara simbol dalam penyampaian dan
membuka acara tersebut. Selain untuk adat, tradisi ini juga dipergunakan untuk
penyambutan tokoh penting dari kedinasan juga digunakan untuk peresmian
berbagai hal yang secara formal. Namun natoni yang dipergunakan tentu saja
berhubungan dengan tema perayaan yang diusungnya. Ada beberapa makna yang dapat
diungkapkan dalam tradisi natoni tersebut. Beberapa makna tersebut diantaranya
makna; makna budaya; makna komunikasi. Tradisi natoni sesungguhnya memberikan
manfaat yang sangat baik terutama dalam membentuk jati diri dan karakter. Ini
dikarenakan sebagian besar isi dari natoni adalah tutur atau nasehat-nasehat
yang bijak untuk dapat ditauladani oleh masyarakatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar