Judul
|
:
|
Migrasi Orang Rote di Pulau Timor Pada
Abad XIX
|
Penulis
|
:
|
Nuryahman & Wakhyuning Ngarsih
|
Penerbit
|
:
|
BPNB Bali
|
Tahun Cetak
|
:
|
2018
|
Halaman
|
:
|
116
|
ISBN
|
:
|
978-602-356-215-2
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Pada dasarnya migrasi telah
berlangsung sebelum masa penjajahan kolonial. Dari berbagai sumber-sumber
tradisi tulis dan tradisi lisankehadiran berbagai suku bangsa yang ada di
wilayah nusantara merupakan hasil dari proses migrasi. Proses migrasi ini
kemudian semakin berkembang hingga masa penjajahan Belanda. Salah satunya yaitu
migrasi yang dilakukan oleh orang Rote ke Pulau Timor pada abad XIX. Berbagai
kebijakan Belanda dari abad XVII hingga XVIII mengakibatkan kerajaan-kerajaan di
Rote terpecah belah sehingga melarikan ke Pulau Timor. Secara keseluruhan, ada
tiga faktor yang menyebabkan migrasi orang Rote ke Pulaiu Timor, yaitu
diantaranya politik, ekonomi dan pendidikan. Selain dilatarbelakangi
faktor-faktor tersebut, migrasi orang Rote ke Timor juga mengakibatkan
perubahan sosial penduduk Rote yang menempati wilayah baru yang dapat dilihat
dari sisi adat istiadat yang menyangkut soal perkawinan dan kematian, agama
serta bahasa. Dengan melihat Pulau Timor atau Kota Kupang yang letaknya sangat
dekat dengan Pulau Rote sangat menarik bagi mereka, apalagi di Pulau Timor
dijumpai populasi pohon lontar yang cukup banyak. Disamping mengembara ke
seluruh pelosok Timur, orang Rote juga membentuk perkampungan di dekat Kota
Kupang yaitu orang Rote Oenale, Bilba, dan Termanu. Di tempat itu perindahan
orang Rote ke Timor tidak hanya merupakan gerakan para penyadap lontar ke tanah
baru di pulau lain, melainkan para imigran itu membentuk kembali seluruh
kegiatan perekonomian mereka asli. Sebagai urban orang Rote juga berperan dalam
perkembangan Kota Kupang sebagai pusat kolonial di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar