Judul
|
:
|
Seni Pertunjukan Tebe di Kabupaten Belu
Provinsi Nusa Tenggara Timur
|
Penulis
|
:
|
I Made Suarsana, Yufiza, I Gusti Ngurah
Jayanti & I Putu Kamasan Sanjaya
|
Penerbit
|
:
|
BPNB Bali
|
Tahun Cetak
|
:
|
2019
|
Halaman
|
:
|
111
|
ISBN
|
:
|
978-602-356-279-4
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Pada jaman dahulu Tebe berfungsi
sebagai sarana para pria lajang untuk mencari jodoh lewat alunan-alunan pantun,
dan dibalas juga dengan pantun oleh pihak perempuannya serta bisa dilaksanakan
semalam suntuk. Dalam bentuk/pola Tebe boot, para penari Tebe
perempuan berada di belakang para penari Tebe laki-laki dengan
bentuk setengah lingkaran. Sedangkan para penari Tebe laki-laki berada di depan
penari perempuan dengan bentuk lingkaran serta saling bergandengan tangan.
Dalam Tebe kiit perempuannya bisa berpantun atau dengan kata
lain perempuannya bisa membalas pantun kepada laki-lakinya. Fungsi penari tebe
perempuan pada tebe boot adalah berfungsi sebagai penyemangat
para penari laki-laki agar selalu bersemangat dalam melakukan tarian tebe
sekaligus berfungsi penyemangat dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh
dengan tantangan dan cobaan. Jaman dahulu dimana budaya tutur atau tradisi
lisan lebih dominan dari pada tradisi tulisan, maka Tebe berfungsi juga sebagai
media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan moral lewat lantunan syair-syair
adat maupun pantun-pantun adat. Disamping itu Tebe juga berfungsi sebagai
pemersatu antar warga di kampung-kampung yang mempersatukan dalam kebersamaan
kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar