Judul
|
:
|
Pengkajian Kesenian Tarian Kataga di
Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur
|
Penulis
|
:
|
Dwi Bambang Santosa & I Gusti Ayu
Agung Sumarheni
|
Penerbit
|
:
|
BPNB Bali
|
Tahun Cetak
|
:
|
2019
|
Halaman
|
:
|
126
|
ISBN
|
:
|
978-602-356-274-9
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Indonesia merupakan negara yang
kaya akan budaya, salah satu wujud kekayaan budaya tersebut adalah seni
tari. Salah satu kekayaan budaya seni tari yang tumbuh dan berkembang di
Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Tari Kataga. Kataga
berasal dari kata dasar taga yang artinya belah
kepala/pancung, dapat awalan ka (kataga) artinya mari
kita pancung/belah kepalanya. Tari ini melukiskan tentang perang
/memperoleh/melukiskan kemenangan dalam perang tanding antara satu suku dengan
suku lainnya. Tarian ini sudah ada sejak dulu karena adanya pelecehan marga
oleh marga lainnya sehingga terjadi perang suku. Akibatnya ada kalah menang. Yang
menang bersorak atau mengelu-elukan kemengan dengan tarian. Persebaran Tari
Kataga hanya terbatas pada 2 wilayah desa yakni Desa Wanokaka dan Desa
Anakalang. Namun Tari Kataga yang berkembang di kedua desa tersebut memiliki
perbedaan pada motif gerak. Ragam gerak pada Tari Kataga tergolong sederhana,
namun membutuhkan energi yang cukup kuat, karena tari ini menggambarkan sikap
ketaguhan seorang petarung atau prajurit. Ada 3 elemen dasar gerakan pada tari
ini yaitu menyerang, bertahan dan menghindar. Tarian ini ditarikan oleh 6 orang
laki-laki dan 6 orang perempuan, dimaa penari laki-laki khususnya dipilih
melalui kriteria. Pada tarian ini juga memiliki beberapa fungsi diantaranya
fungsi filosofi, sarana upacara, estetika, pendidikan, sosial, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar