Judul
|
:
|
Dari Avontur ke Wasiat Kemuhar
(Antologi Ulasan Buku Karya Penulis NTT)
|
Penulis
|
:
|
Afrizal
Malna, dkk
|
Penyunting
|
:
|
A.Nabil
Wibisana & Christian Senda
|
Penerbit
|
:
|
Kantor
Bahasa Provinsi NTT
|
Tahun
Cetak
|
:
|
2015
|
Halaman
|
:
|
148
|
ISBN
|
:
|
978-602-73153-5-8
|
Harga
|
:
|
NFS
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Buku
“Dari Avontur ke Wasiat Kemuhar” berisi 13 artikel berupa ulasan karya buku
penulis NTT baik antologi puisi, antologi cerpen, maupun novel. Artikel pertama
merupakan ulasan Moh. Fathoni terhadap antologi puisi Ragil Supriyatno Samid
berjudul Avontur. Ulasan yang diberi judul “Kesaksian dan
Pernyataan dalam Peristiwa” tersebut pernah disampaikan sebagai makalah dalam
acara bedah buku Avontur di Yogyakarta, 18 Maret 2012. Artikel kedua
berjudul “Badut Malaka: Panggilan Kenabian, Panggilan Kemanusiaan.” Ulasan
terhadap novel Badut Malaka karya Robert Fahik ini ditulis Juwandi
Ahmad, pernah disampaikan sebagai makalah dalam bedah novel Badut
Malaka di Program Magister Sains Psikologi Universitas Mercu Buana
Yogyakarta, Mei 2011. Artikel ketiga datang dari Yosef Serano Korbaffo.
Tulisannya “Filsafat dan Novel Benang Merah: Sebuah Benang Merah”
merupakan ulasan terhadap novel Benang Merah karya Unu Ruben
Paineon, pernah disampaikan sebagai makalah dalam Parade Buku Sastra NTT
(Festival Sastra Santarang, Kupang, Juni 2015) dan dipublikasikan di Pos
Kupang edisi 18 Maret 2015.
Sastrawan
muda NTT Mario F. Lawi juga turut menyumbangkan tulisannya dalam buku ini.
Mario mengulas buku puisi Catatan Sunyi karya Monika N.
Arundhati dalam artikelnya “Sunyi, Gembala, dan Kelahiran” – pernah
dipublikasikan di Jurnal Sastra Santarang edisi Maret 2015.
Tulisan Mario disusul ulasan terhadap buku puisinya berjudul “Ekaristi”, yang
disumbangkan oleh Yohanes Seo. Tulisan Yohanes Seo yang pernah dipublikasikan
di Koran Tempo edisi 4 Januari 2015 tersebut diberi judul “Antara Alkitab,
Sawu, dan Puisi.” Tulisan berikut datang dari Patris Allegro berjudul “Kanuku
Leon: Sebuah ‘Katekese’ Ekologis.” Tulisan yang pernah dipublikasikan di Jurnal
Sastra Santarang edisi Desember 2013 ini merupakan ulasan terhadap
antologi cerpen Kanuku Leon karya Christian Senda. Sastrawan
kenamaan Indonesia Afrizal Malna juga menyumbangkan salah satu ulasan sastranya
dalam buku ini. Afrizal Malna mengulas buku puisi Kuyup Basahmu karya
Ishack Sonlay dalam tulisannya berjudul “Ishack Sonlay. Lensa Makna dalam 5
kali Pembesaran.” Tulisan yang merupakan prolog dalam buku Ishack ini juga
dipublikasikan di Blog Indonesian Literary Collective, Desember 2014.
Karya
sastra penulis NTT berikut yang diulas dalam buku ini datang dari tanah Sumba
melalui Christo Ngasi lewat novelnya Matta Liku. Novel Christo
diluas oleh Herman P. Panda dalam tulisan berjudul “Antara Harga Diri Lelaki,
Kehormatan Suku, dan Tangisan Putri.” – merupakan prolog dalam novel ini.
Tulisan Herman P. Panda disusul ulasan Sintus Runesi terhadap buku puisi Parinseja karya
Steve Elu. Tulisan Sintus Runesi berjudul “Dan Kita Pun Diundang ke Timor:
Steve Elu, Parinseja, dan Anamnetik Jiwa” pernah dipublikasikan di Jurnal
Sastra Santarangedisi Mei 2015.
Ulasan
sastra berjudul “Sastra dan Kampung” karya Paul Budi Kleden turut
mewarnai buku ini. Ulasan terhadap buku puisi Pukeng Moe,
Lamalera karya Bruno Dasion ini pernah dipublikasikan di Pos
Kupang edisi 10 Maret 2012. Tulisan Paul Budi Kleden diikuti
ulasan Eka Putra Nggalu “Ketika Sastrawan ‘Asyik’ dengan Dunianya”. Tulisan
yang belum pernah dipublikasikan ini merupakan ulasan terhadap buku kumpulan
cerpen Sabtu Kelabu karya penulis muda NTT, Erlyn Lasar.
Hengky Ola Sura hadir dengan “Imajinasi Penyair dan Keadaban Budaya.” Tulisan
yang pernah dipublikasikan di Pos Kupang edisi 24 November 2013 ini merupakan
ulasan terhadap buku puisi karya penyair Bara Pattyradja. Ulasan buku karya
penulis NTT dalam buku ini ditutup dengan sebuah ulasan ilmiah-sistematik karya
dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta asal NTT, Yoseph Yapi Taum. Tulisan
berjudul “Wasiat Kemuhar Pion Ratulolly: Cerita dari NTT untuk Indonesia” ini
merupakan Prolog yang dimuat dalam buku kumpulan cerpen Wasiat Kemuhar karya
Pion Ratulolly. (Robert Fahik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar