Judul
|
:
|
Ratapan Laut
Sawu
|
Penulis
|
:
|
Yoseph
Yapi Taum
|
Penerbit
|
:
|
USD
Yogyakarta
|
Tahun
Cetak
|
:
|
2014
|
Halaman
|
:
|
308
|
ISBN
|
:
|
978-602-9187-92-2
|
Harga
|
:
|
Rp.
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Kumpulan puisi ini diberi judul Ratapan Laut Sawu. Judul ini diambil dari judul puisi P. Dami
Mukese, SVD. Judul yang menyinggung Laut Sawu ini dipilih dengan dua alasan
mendasar. Pertama, Laut Sawu merupakan sebuah symbol penting bagi NTT. Sebagai sebuah
provinsi kepulauan, NTT disatukan oleh Laut Sawu sebagai satu kesatuan wilayah,
selain Laut Timor dan Laut Flores di bagian luarnya. Tema Laut Sawu ini dapat
mengikat –meskipun secara longgar puisi-puisi dari 42 penyair NTT yang disajikan
dalam antologi ini. Laut pun menegaskan sebuah fakta tentang NTT sebagai sebuah
provinsi maritime lengkap dengan budaya lautnya. Laut Sawu mengingatkan salah
satu karakteristik orang NTT sebagai sebuah komunitas bahari. Kedua, puisi P. John
Dami Mukese ini mempresentasikan perjalanan panjang provinsi kepulauan ini yang
penuh dengan dinamika dan bencana alam. Dengan kondisi alamnya yang tak selalu
ramah, musim penghujan yang pendek dan musim kemarau yang panjang, NTT sebagai
tanah warisan leluhur bagi anak cucunya senantiasa memberikan tantangan untuk
dijawab secara kreatif. Laut Sawu, dalam puisi ini, mempresentasi dan identik
dengan NTT itu sendiri. Puisi ini mempertanyakan kontradiksi antara (iman
tentang) cinta (Tuhan) dari realitas tentang bencana (alam): “mengapa di
tanahku terjadi bencana?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar