Judul
|
:
|
Suku Ledjap, Rekonstruksi
Jati Diri Orang Watuwawer
|
Penulis
|
:
|
Donatus Dewa Ledjap,
S. IP, M. Si
|
Penerbit
|
:
|
Absolute
Media Yogyakarta
|
Tahun
Cetak
|
:
|
|
Halaman
|
:
|
|
ISBN
|
:
|
978-602-77097-3-7
|
Harga
|
:
|
Rp.
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Watuwawer adalah desa yang terpencil, jauh
dari hiruk pikuk kehidupan kota. Tak banyak yang tampak dari desa ini.
Watuwawer dalam kesehariannya, tak bedanya dengan desa-desa lain di Kabupaten
Lembata. Desa yang terbuang, terpencil, luput dari perhatian pembangunan
penguasa. Namun ia bisa menjadi kampung tua, jika semua rumah adat dibangun
kembali. Hanya rumah adat suku Ledjap Nudjan yang kini berdiri tegak menjadi
saksi bisu tradisi dan adat istiadat Watuwawer.
Reformasi adat dan tradisi telah terjadi
hingga menyingkirkan Una Rajan, wetak
dan bahar menjadi hilang lenyap,
akibat orang Watuwawer memilih beragama. Namun Ahar telah menjadi saksi orang
Watuwawer, Lewokoba dan Lewogroma dalam peradaban, adat dan tradisi. Pada
kenyatannya Ahar dan Agama memiliki nilai-nilai dasar yang diimani dan diamini
dalam kehidupan orang Watuwawer hingga kini.
Ahar tidak sekedar menjadi adat dan tradisi
tapi lebih dari itu Ahar menjadi Firdaus bagi orang Watuwawer. Ketika anak
pertama menerima permandian adat di Una
Rajan melalui proses Tule Ahar,
sama halnya denga Yesus Ketika dipermandikan oleh Yohanes di Sungai Yordan.
Tanpa ritus Ahar, seorang anak belum
diakui menjadi anak suku.
Disamping itu perjalanan Suku Ledjap Nudjan
mempunyai pengungkapan sejarah tersendiri. Pengembaraan para leluhur Pen Tobe Laga Wujo, Pen Beto Ema Ingi dan Hire
Kalang Lawe Laga dari Batavia
menuju Krokopuken hingga menetap di Watwawer, telah terjadi ratusan tahun
silam. Bukti nyata kehadiran mereka adalah tiga batang gading yaitu Bala Gletewoloi, Bala Gilo dan Bala Kob, yang tersimpan di dalam Una Rajan hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar