Judul
|
:
|
Klen, Mitos dan Kekuasaan
|
Penulis
|
:
|
F.A.E. van Wouden
|
Penerbit
|
:
|
PT. Grafiti Pers
|
Tahun Cetak
|
:
|
1985
|
Halaman
|
:
|
174
|
ISBN
|
:
|
-
|
Harga
|
:
|
Rp. 100.000
|
Status
|
:
|
Kosong
|
Diangkat dari disertasi Dr. F.A.E van Wouden, buku ini
secara detail menguraikan bagaimana sifat pengorganisasian sosial pada
suku-suku yang mendiami pulau-pulau di kawasan Indonesia bagian Timur dan
Tenggara, seperti Tanimbar, Kai, Timor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Seram, Buru
dan Ambon. Di dalamnya dengan cermat dibandingkan sistem klen yang ada, bentuk
satuan-satuan politik asli dan mitos-mitos di kawasan pengkajiannya.
Sebagaimana lazimnya setiap studi etnografis, Van
Wouden pun memperbincangkan aspek totemisme. Diungkapkan, misalnya, sampai
tahun 1953 masih ada keluarga yang menggangap diri mereka “berkerabat” dengan
kerang, ikan atau hewan tertentu lainnya. Bahkan di Ahiolo hidup anggapan bahwa
manusia berasal dari pisang kapok.
Franciscus Antonius Evert van Wouden lahir pada 11
Januari 1908 di ‘s-Hertogenbosch. Semula mengikuti pendidikan pangreh praja
bagi Hindia Belanda di Universitas Leiden. Tatkala selesia, ternyata jumlah
pegawai baru sangat dibatasi karena depresi ekonomi pada akhir tahun 20-an. Ia
lalu meneruskan studinya di Leiden dengan mempelajari berbagai bahasa daerah
dan antropologi Indonesia. Pada tahun 1936, di bawah bimbingan Prof. J.P.B de
Josselin de Jong, Van Wouden dianugerahi gelar doctor berdasarkan disertasi ini
– yang judul aslinya Sociale
Structuurtypen in de Groote Oost.
Segera sesudah itu, ia ditugasi sebagai pegawai-bahasa
(taalambtenaar) di Hindia Belanda, dan selanjutnya lama bermukim di negeri ini.
Sempat mengajar di Universitas Indonesia, Jakarta, 1951-1954, ia kemudian
menghabiskan masa tuanya di Spanyol.
Buku yang diwariskannya ini tergolong salah satu
bacaan klasik dalam lapangan antropologi Indonesia. Seperti dikatakan Prof. Dr.
T.O. Ihromi dalam kata pengantarnya, “Para peminat antropologi budaya,
khususnya yang menekuni struktur sosial yang tradisional, akan dapat memanfaatkan
buku ini. Untuk perkuliahaan antropologi budaya, buku ini juga dapat dianggap
sebagai perkayaan kepustakaan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar